Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

6 Fakta Mahasiswa Disekap dan Disiksa 3 Bulan di Jakarta, Organ Vital Dibakar dan Kini Alami Trauma

Pengacara korban mengatakan penyiksaan tidak manusiawi karena dilakukan berulang-ulang oleh pelaku utama berinisial H dan puluhan temannya

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in 6 Fakta Mahasiswa Disekap dan Disiksa 3 Bulan di Jakarta, Organ Vital Dibakar dan Kini Alami Trauma
ist
ILUSTRASI - Pemuda berinisial MRR (23), menjadi korban penyekapan di sebuah cafe di wilayah Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur mengalami serangkaian tindak penyiksaan. Tidak hanya penyiksaan fisik menggunakan tangan kosong dan benda, hingga pelecehan seksual dialami MRR saat disekap di dalam cafe selama bulan Maret-Juni 2024 lalu 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemuda berinisial MRR (23), menjadi korban penyekapan di sebuah cafe di wilayah Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur mengalami serangkaian tindak penyiksaan.

Tidak hanya penyiksaan fisik menggunakan tangan kosong dan benda, hingga pelecehan seksual dialami MRR saat disekap di dalam cafe selama bulan Maret-Juni 2024 lalu.

Berikut deretan fakta-faktanya :

1. Dilakukan 11 Orang

Pengacara MRR, Muhamad Normansyah mengatakan penyiksaan dialami korban itu tidak manusiawi karena dilakukan berulang-ulang oleh pelaku utama berinisial H dan puluhan temannya.

"Selama mereka menyekap, korban ini diborgol, kakinya diikat.

BERITA REKOMENDASI

Alat kelamin dimasukkan bubuk cabai dan dibakar, ditelanjangi," kata Normansyah di Jakarta Timur, Minggu (7/7/2024).

Baca juga: VIDEO Sempat Bantah Siksa Afif Maulana, Kini Polda Sumbar Akui 17 Anggota Sabhara Lakukan Kekerasan

2. Dipukuli 30 Orang

Tak henti di situ, MRR juga mengalami tindak penganiayaan berupa dipukul secara bergantian oleh sekitar 20-30 orang, bagian puting dijepit menggunakan tang potong.

Kemudian dipaksa memakan batu kerikil dan puntung rokok, dilempar tabung gas di bagian kepala (belakang), sekujur badan disundut rokok, muka dilempar tong sampah berbahan besi.

"Kepala dipukul menggunakan asbak beling, dicambuk menggunakan selang dan ikat pinggang di sekujur tubuh. Saya rasa ini sangat tidak manusiawi dilakukan ke manusia lain," ujar Normansyah.

3. Korban Diduga Menggelapkan Uang Milik Pelaku

Motif seluruh penyiksaan tersebut diduga hanya karena MRR tidak dapat membayarkan uang keuntungan hasil penjualan mobil yang sudah disepakati antara korban dan pelaku.

Sejak Oktober 2023 antara MRR dan H memang bersepakat untuk melakoni bisnis jual beli mobil dengan persentase pembagian keuntungan sebesar 60/40.

Tapi saat transaksi keempat, karena terdesak kebutuhan pribadi MRR terpaksa menggunakan uang hasil keuntungan yang harusnya diserahkan kepada H dengan nilai sekitar Rp100 juta.

Meski sebelum kejadian MRR sudah berupaya mencicil utang tapi H tetap tak terima.

Bahkan meminta korban membayar utang dengan bunga sehingga nilainya menjadi Rp300 juta.

"Karena memang korban ini pandai melakukan jual beli mobil. Dipakai kelebihannya. Korban juga punya usaha di cafe (tempat disekap). Ada usaha burger, roti bakar," tutur Normansyah.

Baca juga: Sosok Afrian Arisandy, Guru Agama dan Pembina Sanggar Seni di Sidoarjo, Jadi Pemain Film Siksa Kubur

4. Sempat Diizinkan Bertemu Keluarga dan Pulang Kampung

Untuk mengelabui pihak keluarga bahwa MRR dalam keadaan sehat para pelaku sempat mengizinkan korban bertemu langsung dengan pihak keluarga di cafe tempat penyekapan terjadi.

Dalam setiap pertemuan itu MRR hanya diberikan waktu 10 menit untuk bertatap muka dengan pihak keluarga, pertemuan pun terjadi dalam keadaan korban dijaga oleh sejumlah pelaku.

Saat hari raya Idulfitri 1445 Hijriah MRR sempat diperbolehkan pulang oleh para pelaku, tapi hanya satu hari hingga akhirnya korban kembali disekap lalu dianiaya secara bergantian.

5. Korban Dibarter Kakak

Penyekapan dialami MRR baru berakhir pada 1 Juni 2024 saat pihak keluarga melakukan upaya negosiasi dengan pelaku untuk 'menukar' korban dengan ganti seorang kakak MRR.

"Cara bebasnya itu korban dibarter sama kakaknya.

Jadi kakaknya korban sempat ditahan di sana satu hari. Waktu itu pihak keluarga barter karena takut untuk lapor polisi," lanjut Normansyah.

6. Alami Trauma dan Alami Gangguan Kejiwaan

Meski kini sudah bebas, MRR belum dapat sepenuhnya bernafas lega karena dia masih harus menjalani proses pemulihan atas luka-luka fisik diderita dan trauma yang dialami.

Paman MRR, Yusman mengatakan akibat penyekapan dan penyiksaan dialami selamanya hampir tiga bulan tersebut kini keponakannya mengalami gangguan saraf dan kejiwaan.

Informasi ini diperoleh pihak keluarga usai melakukan Visum et Repertum di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit untuk keperluan alat bukti penyelidikan kasus dilaporkan.

"Efek dari benturan-benturan itu berimbas ke sarafnya dan kejiwaan. Kata dokter harus ada pengobatan lanjutan. Biasanya anak ini ceria, sekarang sering blank (bengong)," kata Yusman.

Merujuk keterangan tim dokter RSKD Duren Sawit yang menangani, Yusman menuturkan perlu waktu untuk pemulihan lebih lanjut hingga kejiawaan MRR dapat pulih total dari trauma.

Namun untuk sementara MRR yang masih tercatat sebagai mahasiswa itu kini menjalani rawat jalan untuk pemulihan fisik luka-luka diderita, dan pendampingan psikologis.

"Ketakutannya tinggi, melihat mobil-mobil (melintas) dianggapnya pelaku. Dokternya bilang butuh waktu lama untuk pengobatan jiwa (pemulihan trauma akibat disiksa)," ujar Yusman.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Rentetan Penyiksaan Pemuda di Duren Sawit, Alat Vital Dibakar Hingga Kepala Dihantam Tabung Gas

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas