Hati-Hati Penipuan Bermodus Telepon Mengaku dari Lembaga Pemerintahan
Telepon pertama mengaku dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Dalam pemberitahuan mesin telepon, kita diinformasikan bahwa ada berkas yang harus dilen
Penulis: Yulis
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Modus penipuan kian beragam. Hati-hati saat mendapat telepon dari nomor yang tak dikenal.
Dalam kurun waktu tak sampai 24 jam, Tribunnews menerima telepon dari nomor tak dikenal dan modusnya sama yakni untuk penipuan.
Telepon yang bertama bernomor 0812XXXXXXX. Saat telepon diangkat, meyakinkan calon korban, penipu menggunakan mesin phone.
Baca juga: Cara Karyawan Bank BUMN di Cimahi Lakukan Penipuan, Perusahaan Merugi Rp1,1 Miliar
Mesin phone bersuara itu menyebut bahwa kita telah dihubungi instansi pemerintah dan calon korban diminta menekan nomor operator di angka 0.
Telepon pertama mengaku dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Dalam pemberitahuan mesin telepon, kita diinformasikan bahwa ada berkas yang harus dilengkapi.
Merasa tidak pernah berurusan dengan pengadilan, Tribunnews.com mulai curiga dan mencoba ikuti alur perintah penipu.
Saat menekan angka 0 dan diangkat operator, pihak operator pura-pura menanyakan keperluan. Ketika dijawab, bahwa Tribunnews ditelepon dari nomor ini, lalu diminta menyebutkan nama dan nomor induk kependudukan.
Penipu selanjutnya menyebut ada berkas yang harus diselesaikan dan harus segara dibayarkan.
Namun setelah diberitahu bahwa calon korban adalah jurnalis, penelepon mendadak mematikan telepon dan tidak menghubungi kembali.
Selang tiga jam, Tribunnews menerima telepon lagi dari nomor tak dikenal bernomor 0811XXXXXXX.
Begitu diangkat, modusnya sama yakni dijawab dengan suara mesin telepon yang menginformasikan dari BPJS . Sama seperti sebelumnya, Tribunnews diminta menekan angka 0 untuk ke operator.
Baca juga: Foto-fotonya Dicuri Lalu Dijadikan Penipuan Open BO, Dua Wanita Kembar Lapor ke Polres Metro Jaksel
Saat operator mengangkat telepon, Tribunnews diinformasikan bahwa ada tunggakan pembayaran BPJS.
Lalu diminta mengirim nomor induk kependudukan dan diminta membayar sejumlah tertentu.
Begitu diberitahu bahwa yang dihubungi adalah jurnalis, penelepon mendadak mematikan nomor telepon.