Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Jaksel Disekap di Myanmar: Kaki dan Tangannya Terancam Diamputasi Jika Tidak Bayar Rp478 Juta

Suhendri menjadi korban kelompok penipu yang mengiming-imingi dirinya pekerjaan di Thailand dengan gaji sebesar Rp150 juta.

Editor: Erik S
zoom-in Warga Jaksel Disekap di Myanmar: Kaki dan Tangannya Terancam Diamputasi Jika Tidak Bayar Rp478 Juta
KOMPAS.com/RAMA PARAMAHAMSA
Daniel memegang salah satu bukti percakapan antara keluarga Hendri dengan Risky, Jumat (9/8/2024) 

Pihak keluarga dimintai uang sebesar Rp 478 juta untuk Hendri dapat pulang dengan selamat. Sepupu korban, Daniel (39) menjelaskan, kejadian bermula ketika Hendri berminat untuk bekerja di Bangkok, Thailand atas ajakan temannya bernama Risky.

Hendri akhirnya berangkat ke Bangkok pada 11 Juli 2024. Sementara Risky telah menunggu di Bangkok beberapa hari sebelum Hendri tiba.

Sesampainya di Bangkok, Hendri pergi bersama Risky dan empat orang keturunan India lainnya dalam satu mobil. Di pertengahan jalan, Risky berpisah dengan Hendri. Risky kembali ke apartemennya. Sementara Hendri dibawa hingga ke Myanmar.

“Hendri ini mikirnya mau dibawa ke Maesot, Thailand. Ternyata 8 jam perjalanan enggak sampai. Tiba-tiba ada di Myanmar yang berbetuk kayak rumah susun gitu dia,” jelas Daniel.

Ketika pihak keluarga ketika pertama kali dihubungi oleh Hendri, para penipu meminta tebusan sebesar 30.000 dollar AS atau setara dengan Rp 478 juta. Hendri disiksa oleh kelompok penipu. Dirinya tidak dipenuhi kebutuhan dasarnya, seperti makan dan minum.

Baca juga: Alasan Suami di Jember Sekap Istrinya di Kandang Sapi, Polisi: Pelaku Merasa Tak Dihargai

Bahkan, Hendri disiksa setiap selesai melakukan panggilan telepon dengan keluarga yang tidak kunjung mengirimkan uang.

"Menurut pengakuannya Hendri, rekaman suaranya ada. Enggak dikasih makan, enggak dikasih minum, kalau hujan minumnya air hujan. Kalau enggak ada hasil dari pihak keluarga, dalam arti duit masuk, ya dia disiksa. Sampai namanya dipukul pakai stik golf, stik baseball," kata Daniel.

BERITA REKOMENDASI

Sementara itu, Hendri sendiri tidak bisa berbicara leluasa dengan keluarga ketika terhubung dengan sambungan telepon. Pasalnya, kata Daniel, salah seorang pelaku bisa dan mengerti Bahasa Melayu.

“Jadi salah satu pelaku itu orang Malaysia. Makanya Hendri itu enggak bisa ngomong panjang lebar, enggak bisa ngomong macam-macam karena bahasanya kan hampir sama,” tambah Daniel.

Kata Daniel, Hendri disiksa oleh kelompok penipu. Dirinya tidak dipenuhi kebutuhan dasarnya, seperti makan dan minum.

Bahkan, kata Daniel, Hendri disiksa setiap selesai melakukan panggilan telepon dengan keluarga yang tidak kunjung mengirimkan kelompok tersebut uang.

Baca juga: Zionis Sekap Jurnalis Al Jazeera di RS Al Shifa dari Fajar hingga Malam, Pakaian pun Dilucuti

"Menurut pengakuannya Hendri, rekaman suaranya ada. Enggak dikasih makan, enggak dikasih minum, kalau hujan minumnya air hujan. Kalau nggak ada hasil dari pihak keluarga, dalam arti duit masuk, ya dia disiksa. Sampai namanya dipukul pakai stik golf, stik baseball," kata Daniel.


Akan tetapi, karena keterbatasan ekonomi, pihak keluarga belum mampu memberikan dana sebesar permintaan para pelaku.

Pihak keluarga telah berusaha melaporkan kejadian ini ke Kementerian Luar Negeri, BP2MI, hingga Polda Metro Jaya dengan harapan segera menemukan titik terang.

Hingga kini, keluarga Hendri masih kerap dihubungi oleh pihak penipu melalui ponsel Hendri. (Kompas.com/Tribun)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas