Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dokter ASN di Pandeglang Dilaporkan ke Polisi Karena Diduga Paksa Pacarnya Aborsi

Pelaku mencekoki korban obat aborsi sehingga korban mengalami mulas dan pendarahan.

Editor: Erik S
zoom-in Dokter ASN di Pandeglang Dilaporkan ke Polisi Karena Diduga Paksa Pacarnya Aborsi
liberationnews.org
Ilustrasi - Seorang aparatur sipil negara atau ASN di lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pandeglang, Banten berinisial MH dilaporkan ke polisi karena memaksa pacarnya aborsi. 

TRIBUNNEWS,COM, PANDEGLANG - Seorang aparatur sipil negara atau ASN di lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pandeglang, Banten berinisial MH dilaporkan ke polisi.

MH dilaporkan oleh mantan pacarnya inisial LN (21). 

Alasan LN melapor MH, karena memaksa dirinya mengugurkan kandungan hasil hubungan terlarang keduanya.

Baca juga: Razman Nasution Kuasa Hukum Vadel Badjideh Ragu Nikita Mirzani Bisa Buktikan Tuduhan Aborsi

Kuasa Hukum LN, Rama mengatakan, MH dilaporkan ke unit PPA Satreskrim Polres Pandeglang karena memaksa LN melakukan aborsi dengan cara memberikan obat keras.

"Selain disuruh aborsi, korban juga sempat dianiaya oleh pelaku," kata Rama kepada TribunBanten.com melalui sambungan telepon, Jumat (20/9/2024).

Rama menjelaskan, MH dan LN menjalin hubungan selama satu tahun, namun, pada April dan Mei 2024 kliennya menerima kekerasan.

Sedangkan pada Juli, wanita asal Kecamatan Saketi, Pandeglang tersebut hamil. 

BERITA TERKAIT

Proses kehamilan korban diketahui setelah mengalami muntah-muntah.

"Saat muntah-muntah, korban cek kehamilan menggunakan tespek."

"Setelah diketahui positif, korban memberitahu MH," ujar Rama.

Namun lanjut Rama, gelagat MH menunjukkan tak ingin bertanggung jawab atas janin yang ada di dalam perut LN.

MH pun merayu korban yang sedang mengalami sakit agar mau diinfus ke Puskesmas Cipeucang.

Baca juga: Duduk Perkara Nikita Mirzani Jemput Paksa Lolly, Isu Aborsi Lalu Laporkan Vadel Badjideh  

Namun bukannya dibawa Puskesmas, korban malah dibawa ke klinik milik MH di wilayah Kecamatan Panimbang.

"Di klinik itu korban memang diimpus, tapi MH ini tak memiliki kapasitas untuk memberikan impus karena dia dokter spesialis mulut dan gigi," ungkap Rama.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas