Kriminolog Nilai Tawuran Jadi Akar Permasalahan Kasus Penemuan 7 Mayat Remaja di Kali Bekasi
Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Haniva Hasna menilai, akar permasalahan dari kasus penemuan 7 mayat remaja di Kali Bekasi adalah tawuran.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Haniva Hasna, memberikan tanggapannya terkait kasus penemuan tujuh mayat remaja di Kali Bekasi pada Minggu (22/9/2024) kemarin.
Dugaan sementara para remaja tersebut, menceburkan diri ke Kali Bekasi karena menghindari patroli polisi dalam rangka pencegahan tawuran.
Namun nahas, upaya para remaja itu untuk melarikan diri dari patroli polisi justru berujung kematian.
Untuk itu dalam kasus ini, Haniva menilai, perselisihan antar-remaja dan tawuran ini lah yang menjadi akar permasalahannya.
"Akar permasalahannya memang perselisihan antar-remaja ya. Ketika polisi itu terjun ke tempat tersebut, berarti memang itu sudah menjadi tanggung jawab mereka," kata Haniva dilansir Kompas.com, Selasa (24/9/2024).
Menurut Haniva, para remaja kerap melakukan tawuran sering kali tidak mempertimbangkan berbagai risiko yang akan didapat.
Ketika mereka tidak mempertimbangkan risiko dari tawuran, bukan tak mungkin ada berbagai hal yang membahayakan keselamatan mereka, ini termasuk yang dialami oleh ketujuh korban tewas di Kali Bekasi.
"Sebetulnya, ketika remaja itu memikirkan risiko, kemungkinannya akan kecil mereka menjadi tawuran karena mereka ketika akan berpikir dulu baru melakukan aksi."
"Ketika dia sudah berpikir lalu tahu kemungkinannya itu buruk, mereka tidak akan melakukan aksi apa pun," terang Haniva.
Terkait keputusan para remaja itu untuk menceburkan diri ke Kali Bekasi, Haniva menilai itu sebagai reaksi yang wajar.
Terlebih mereka dalam kondisi ketakutan akan adanya patroli polisi.
Baca juga: Komisi III DPR Minta Polisi Transparan Tangani Kasus 7 Mayat di Kali Bekasi
"(Tindakan ketujuh korban menceburkan diri ke kali karena patroli polisi) Ini adalah jiwa-jiwa menyelamatkan diri yang sangat-sangat natural yang keluar dari diri masing-masing manusia," ungkap Haniva.
Haniva menambahkan, setiap orang yang melakukan perbuatan kriminal secara alami akan berusaha untuk tidak ditangkap polisi.
Hal itu dilakukan demi menghindari hukuman karena hukuman merupakan sesuatu yang tidak nyaman.