Profil 5 Pimpinan DPRD Jakarta, Ada Orang Dekat Ahok, Kursi Demokrat-PAN Digeser ke NasDem & Golkar
Profil 5 pimpinan DPRD DKI Jakarta periode 2024-2029 yang resmi ditetapkan lewat rapat paripurna di gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (23/9/2024).
Editor: Wahyu Aji
Selain menjadi Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, ia merupakan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS Provinsi DKI Jakarta (2020-sekarang).
Sebelumnya, ia menjabat sebagai Wakil Ketua DPW PKS Provinsi DKI Jakarta (2015-2020).
Khoirudin juga sempat diamanahi sebagai Ketua DPD PKS Jakarta Selatan (2005-2010; 2010-2015).
Kemudian, Ketua DPC PKS Kecamatan Cilandak (2002-2005) dan Ketua DPC Partai Keadilan (sekarang PKS) Kecamatan Cilandak (2000-2002).
Khoirudin juga pernah mendapatkan tugas sebagai Ketua Pemenangan pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024.
2. Ima Mahdiah Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta
Ima Mahdiah lahir di Jakarta, 23 Juni 1991.
Ima adalah memperoleh suara tertinggi yakni 30.591 di Daerah Pemilihan (Dapil) 10 yang meliputi Kecamatan Palmerah, Tamansari, Grogol, Petamburan, Kebon Jeruk, dan Kembangan.
Bermula pada saat menjadi mahasiswa jurusan Hubungan Internasional di Universitas Paramadina, Ima kesulitan mencari anggota DPR RI yang mau dijadikan narasumber untuk tugas kuliahnya. Bahkan tak ada satu pun yang merespon.
Setelah menanti lama, akhirnya ia mengikuti saran temannya untuk menghubungi salah satu anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Golkar, Basuki Tjahaja Purnama yang populer dipanggil Ahok.
“Waktu itu tahun 2010, saya masih semester 1 di jurusan Hubungan Internasional Universitas Paramadina. Saya mendapat tugas mengikuti keseharian anggota DPR,” ujar dia.
Awalnya, Ima mengaku tak terlalu senang karena sosok Ahok belum terlalu dikenal banyak orang. Namun rasa pesimistisnya berubah saat melihat Ahok bersuara paling lantang saat pembahasan pengadaan e-KTP yang sedang bergulir di Komisi II DPR RI.
Kekagumannya semakin bertambah saat ia mengikuti Ahok turun langsung menemui konstituennya di Belitung saat Reses. “Lima hari mengikuti Pak Ahok di Dapil (daerah pemilihan)nya, saya benar-benar kewalahan. Setiap hari dari pagi sampai tengah malam tak pernah berhenti menemui warga,” kata Ima.
Meski tugas kuliahnya sudah rampung, perempuan kelahiran Jakarta 23 Juni 1991 ini tetap menjalin komunikasi dengan Ahok.
Bahkan Ima juga menjadi relawan saat Ahok maju sebagai Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta di Pilkada DKI 2012. Alhasil setelah itu Ima diajak sebagai stafnya.