PSI Jakarta Usul Solusi Atasi Dualisme Planetarium Jakarta
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta menekankan pentingnya penyelesaian dualisme pengelolaan Planetarium Jakarta.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta menekankan pentingnya penyelesaian dualisme pengelolaan Planetarium Jakarta.
Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI, Justin Adrian Untayana, menegaskan dukungan terhadap pengalokasian anggaran dalam RAPBD DKI 2025 harus disertai dengan kejelasan pengelolaan agar Planetarium dapat segera dibuka kembali untuk publik.
Menurut Justin, salah satu kendala utama yang menghambat operasional Planetarium diduga adalah kerancuan pengelolaan antara PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta.
Kondisi ini mengakibatkan belum terlaksananya perbaikan proyektor dan terhambatnya pemanfaatan fasilitas tersebut sebagai sarana edukasi dan pemajuan kebudayaan.
“Kami sangat mendukung operasional Planetarium segera dipulihkan, tetapi dualisme pengelolaan ini harus segera diselesaikan. Tanpa kejelasan, ada risiko anggaran yang diajukan Dinas Kebudayaan tidak tepat sasaran atau terhambat implementasinya,” ujar Justin kepada Tribunnews.com, Selasa (29/10/2024).
Justin menekankan PT Jakpro memiliki hak pengelolaan atas fasilitas hasil revitalisasi.
Tetapi, fungsi edukasi publik dan pengembangan sains selama ini menjadi tanggung jawab Dinas Kebudayaan.
Kondisi ini disinyalir menimbulkan ketidakpastian dalam manajemen pengelolaan, dan masyarakatlah yang akan dirugikan karena terhambatnya akses terhadap program-program edukasi yang penting.
“Planetarium Jakarta bukan hanya obyek wisata, melainkan juga sebagai pemantik minat anak-anak terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi."
"Kami di PSI mendorong Pemprov DKI untuk segera menetapkan kejelasan pengelolaan agar Planetarium bisa segera melayani masyarakat,” kata Justin.
Ia mengatakan Fraksi PSI Jakarta memastikan mengawal alokasi anggaran dalam RAPBD 2025 agar perbaikan proyektor dan operasional Planetarium segera terealisasi.
Baca juga: Akademisi: Tata Kelola Air dan Transportasi Jadi Permasalahan Krusial Jakarta
Menurutnya, penyelesaian atas dualisme pengelolaan sangat krusial untuk dilakukan secepatnya demi sustainabilitas dari realisasi anggaran tersebut.
“Kami menekankan semangat agar Planetarium Jakarta segera beroperasi kembali dan kembali menjadi kebanggaan masyarakat."
"Namun, Pemprov DKI harus memastikan bahwa fasilitas ini dikelola dengan baik dan transparan agar manfaatnya dapat dirasakan oleh semua warga,” pungkasnya.
Sementara itu hingga saat ini belum ada tanggapan dari PT Jakpro maupun Dinas Kebudayaan Jakarta.
Dikutip dari pemberitaan Kompas.com (5/3/2024), Planetarium Jakarta berhenti beroperasi sejak Maret 2020 untuk proses revitalisasi.
Berdasarkan catatan, Planetarium Jakarta tak kunjung dibuka karena proyektor jenis star ball tak berfungsi.
Jakpro pada Maret 2023 mengungkapkan usia star ball itu tergolong tua.
Sehingga proyektor di Teater Bintang tersebut harus diganti. Proyektor tersebut keluaran tahun 1997.
Sementara itu, Himpunan Astronom Amatir Jakarta (HAAJ) menyayangkan kondisi Planetarium dan Observatorium Jakarta (POJ) yang tak kunjung buka hingga saat ini.
"Kami berharap mereka yang berhubungan dengan pengelolaan POJ segera mengambil keputusan. Kalau tutup, (umumkan) tutup permanen. Kalau dilanjutkan, lanjutkan!" ujar Ketua HAAJ Ananda Reza Kurniawan, 4 Maret 2024.
Andre juga berharap agar POJ bisa dikelola oleh pihak yang lebih tepat.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto) (Kompas.com)