Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wakil Ketua MPR: Bila Pencopet Dilegalkan Maka Tunggulah Kehancuran Indonesia

"Yang kerja keras saja belum tentu berhasil apalagi yang kerja biasa-biasa saja," ujar Hidayat.

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Wakil Ketua MPR: Bila Pencopet Dilegalkan Maka Tunggulah Kehancuran Indonesia
Ist
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid usai memberikan kuliah umum kepada anggota KAMMI di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (18/2/2016) malam. 

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, mengatakan manusia diturunkan ke bumi sebagai khalifah. Sebagai khalifah maka tugas manusia adalah memakmurkan bumi bukan malah menghancurkan.

"Untuk memakmurkan bumi, manusia bisa melakukan dengan cara beribadah. Bahhwa ibadah yang dilakukan bukan hanya untuk diri sendiri namun juga untuk kemaslahatan umat dan berorientasi ke masa depan," kata Hidayat saat memberikan kuliah umum kepada anggota KAMMI di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (18/2/2016) malam.

Untuk memakmurkan bumi maka manusia kata Hidayat harus mewariskan sesuatu yang baik. Untuk mewariskan sesuatu yang baik maka manusia harus bekerja keras dan tidak bisa hanya dengan kerja yang biasa-biasa saja.

"Yang kerja keras saja belum tentu berhasil apalagi yang kerja biasa-biasa saja," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, politikus Partai Keadilan Sejahtera itu berharap agar semua mengedepankan akhlak dalam kehidupan. Karena menurutnya, dengan akhlak maka semua masalah menjadi jelas.

"Dengan menggunakan akhlak maka kita tidak akan memberi ruang kepada LGBT sebab Allah menciptakan makhluk dengan fitrah yang jelas," tegasnya.

Diungkapkannya, ini bukan masalah diskriminasi sebab diskriminasi itu ada batasnya.

Berita Rekomendasi

Menurut Hidayat, kita tak mungkin memberi ruang kepada pencopet dengan alasan hak asasi manusia.

"Bila pencopet, misalnya, dilegalkan maka tunggulah kehancuran Indonesia," ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan Hidayat, bila kita membingkai politik dengan akhlak maka kita mempunyai rujukan yang konkret. Indonesia dikatakannya adalah realitas keterkaitan antara manusia yang menjadi warga negara dengan Tuhan yang Maha Esa.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas