Zulkifli Hasan: Harus Ada Percepatan Pembangunan SDM
Tema yang digagas dalam acara tersebut adalah Penguatan Nasionalisme dan Pembangunan SDM Unggul Menuju Indonesia Emas 2045.
Editor: Content Writer
Wakil Ketua MPR RI Dr. (HC) Zulkifli Hasan, SE, MM menerima kunjungan delegasi Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI).
Pertemuan berlangsung di Ruang Kerja Wakil Ketua MPR, Gedung Nusantara III, lantai 9, komplek Parlemen Senayan Jakarta, Jumat (22/11).
Pada pertemuan tersebut delegasi ICMI dipimpin Sekretaris Jenderal Dr. ir. Mohammad Jafar Hafsah, IPM.
Pada kesempatan itu, ICMI menyampaikan undangan kepada Ketua MPR untuk menjadi pembicara pada acara Silaturahim Kerja Nasional (Silaknas) dan Milad ke 29 ICMI tahun 2019.
Rencananya Silaknas, tersebut akan diselenggarakan pada 6-8 Desember 2019 di Universitas Negeri Padang (UNP) Sumatera Barat. Silaknas akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo dan dihadiri Wakil Presiden KH. Ma’ruh Amin.
Tema yang digagas dalam acara tersebut adalah Penguatan Nasionalisme dan Pembangunan SDM Unggul Menuju Indonesia Emas 2045.
Menjawab harapan tamunya, Zulkifli yang menjabat sebagai Ketua Dewan Pakar ICMI menyatakan kesediaannya untuk hadir dan menyampaikan pengarahan.
Selain itu Zulkifli juga berjanji akan datang lebih awal untuk mengikuti acara dari awal, yaitu pembukaan Silaknas yang dilakukan oleh Presiden RI.
Menyangkut tema Silaknas, Wakil Ketua MPR mengatakan bahwa tantangan Indonesia saat ini adalah persoalan nasionalisme dan pembangunan SDM.
Karena itu sudah waktunya bangsa Indonesia melakukan penguatan nasionalisme. Ini penting, agar bangsa Indonesia yang beragam tidak tercerai berai dan terpecah belah.
“Dulu kita mengenal ada mata pelajaran PMP dan P4, tetapi semua itu kini tidak ada lagi. Ini harus diperbaiki dan dicarikan jalan keluarnya agar generasi muda kita tidak semakin jauh dari ideologinya sendiri,” kata Zulkifli menambahkan.
Menyangkut Pembangunan SDM, kata Zulkifli potensi yang dimiliki bangsa Indonesia sangatlah besar. Sehingga banyak-bangsa-bangsa di dunia yang ingin menguasainya.
Sayangnya, hingga kini kekayaan bangsa Indonesia itu, belum bisa dimaksimalkan untuk kepentingan kesejehteraan masyarakat.
Karena itu, perlu dilakukan percepatan pembangunan SDM, agar manusia Indonesia yang unggul mampu menjadi pelaku dalam proses pembangunan, bukan hanya menjadi penonton saja.(*)