Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan Dorong Perdamaian Dunia Melalui Gagasan World Consultativ Assembly

Sebuah prinsip untuk menyelesaikan masalah bersama lewat musyawarah sebagai masyarakat dunia.

Editor: Content Writer
zoom-in Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan Dorong Perdamaian Dunia Melalui Gagasan World Consultativ Assembly
Lucius Genik
Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan tiba di kediaman wapres terpilih, Ma'ruf Amin di Jl Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/10/2019). 

TRIBUNNEWS.COM - Beberapa waktu yang lalu, Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) menggagas Dewan Majelis Syura atau Majelis Permusyawaratan diantara negara-negara anggota OKI. Sebuah wadah yang diproyeksi menjadi forum berhimpunnya MPR dari berbagai negara-negara yang berpenduduk agama Islam di dunia.

Wakil Ketua MPR RI, Syarief Hasan memiliki pandangan yang sama namun dengan tujuan yang lebih besar yakni hadirnya lembaga internasional yang dapat menfasilitasi seluruh MPR di dunia. Ia mendorong agar Dewan Syura Dunia tsb dinaikkan kelasnya menjadi "World Consultative Assembly" diarahkan bukan hanya pada negara-negara Islam saja.

Akan tetapi, ruang lingkupnya diperluas untuk menghimpun MPR dari negara-negara Islam dan negara-negara lainnya yang memiliki penduduk beragama Islam Tujuannya agar terjadi kolaborasi yang baik dari negara maju dan berkembang untuk menyelesaikan masalah perdamaian global.

Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini juga mendorong agar World Consultative Assembly diisi oleh negara dengan sistem parlemen satu kamar (unikameral) maupun sistem parlemen dua kamar (bikameral) Penyelesaian berbagai masalah Perdamaian, lingkungan global dsb menuntut partisipasi semua negara dengan lintas sektor, lembaga, dan sistem pemerintahan. Disinilah urgensi perlunya World Consultative Assembly didorong untuk lebih majemuk dan bersama2 agar dapat menyelesaikan masalah yang juga majemuk.

Apalagi, berbagai masalah global hari ini tidak dapat diselesaikan hanya oleh komunitas kecil atau beberapa negara saja. Mulai dari masalah perdamaian, keamanan, demokrasi, HAM dan toleransi, kesenjangan ekonomi, kemiskinan, dan kesenjangan pembangunan. Berbagai tantangan tersebut perlu disikapi serius bersama-sama dengan melibatkan negara maju dan berkembang dengan berbagai sistem parlemennya masing-masing.

“Inilah prinsip Pancasila yang tertuang pada sila keempat yang harus dibangun oleh MPR RI melalui World Consultative Assembly. Sebuah prinsip untuk menyelesaikan masalah bersama lewat musyawarah sebagai masyarakat dunia. Setiap Negara diberikan ruang untuk saling bantu membantu dalam mengatasi masalah yang tidak dapat diatasi oleh satu negara saja. Terlebih jika masalah tersebut menjadi masalah global,” ungkap Syarief Hasan.

Menurutnya, kehadiran Majelis Permusyawaratan Dunia atau World Consultative Assembly akan melengkapi dan menguatkan peran Indonesia di berbagai organisasi dunia, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa, OKI, Liga Muslim Dunia.

Berita Rekomendasi

"Keberadaan World Consultative Assembly harus didorong agar lebih mendunia dan Indonesia yang menjadi penggagas utama Majelis Permusyawaratan Dunia ini akan menguatkan peran sentral Indonesia dalam menggagas berbagai organisasi dunia dan gerakan internasional. Dulu, pendahulu kita pernah menggagas ASEAN, Gerakan Non-Blok, sampai yang fenomenal yakni Konferensi Asia Afrika. Saatnya kita menggagas kembali organisasi internasional yang lebih luas cakupannya, lebih inklusif, dan lebih berorientasi pada penyelesaian masalah-masalah global,” tutup Syarief Hasan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas