Sosialisasi 4 Pilar di Sleman, Gus Jazil: Hidupkan Pancasila Seperti Pesan Sunan Kalijaga
Dengan pemimpin kreatif, potensi yang ada di daerah akan tergali sehingga mampu memberi keuntungan bagi warganya.
Editor: Content Writer
Di hadapan warga Nahdlatul Ulama (NU) yang tinggal di Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, yang mengikuti Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika atau 4 Pilar MPR, Senin (5/10/2020) kemarin, Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid menyampaikan petuah atau pesan Sunan Kalijaga yang bisa menjadi pegangan hidup.
“Menurut Sunan Kalijaga, ‘urip iku urup’, artinya hidup itu harus memancarkan cahaya atau hidup itu harus memberi manfaat kepada manusia di sekitarnya,” ujarnya.
Menurut politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu pun demikian Pancasila harus dihidup-hidupkan agar nilai-nilainya mampu dirasakan dan bermanfaat bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
“Dengan mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan akan mengantar masyarakat menuju kondisi yang makmur, sejahtera, dan adil,” ujarnya. Agar Pancasila hidup maka dasar negara ini terus disosialisasikan.
Sosialisasi yang digelar di Dusun Sentono, Desa Taman Martani, itu merupakan rangkaian Sosialisasi 4 Pilar MPR yang digelar oleh Jazilul Fawaid. Sebelum Sosialisasi di daerah yang tidak jauh dari komplek Candi Prambanan, dirinya melakukan hal yang sama di Desa Tridadi, Kecamatan Sleman.
Di hadapan masyarakat Kecamatan Sleman, pria yang akrab dipanggil Gus Jazil itu mengatakan bahwa kehadiran dirinya di Sleman untuk menguatkan 4 Pilar. Empat Pilar dikatakan sebagai komitmen kebangsaan. “Pancasila merupakan rumusan dari para pendiri bangsa, di antara mereka banyak yang dari kalangan ulama. Pancasila merupakan ijtihad dari ulama,” tuturnya.
Dari sinilah ditegaskan bahwa dasar negara dirumuskan oleh orang-orang terpilih, bukan sembarangan orang. Bila menjalankan nilai-nilai Pancasila menurut Jazilul Fawaid merupakan langkah menjalankan nilai-nilai leluhur pendiri bangsa dan ulama. Nilai-nilai inilah yang menurut alumni PMII itu menyatukan Indonesia.
Dikatakan bahwa pada 9 Desember 2020, ratusan kabupaten dan kota serta puluhan provinsi menggelar Pilkada. Diharapkan Pilkada yang digelar mampu melahirkan pemimpin atau kepala daerah yang mampu mengembang nilai-nilai Pancasila. “Mari kita gunakan hak pilih untuk mencoblos calon kepala daerah yang baik,” ujarnya.
Pria asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, itu mengatakan Pilkada, Pemilu, mendapat ujian yang sangat berat dan beresiko. Ujian itu adalah maraknya money politic dan sikap pragmatis dari para pemilih. Ia berharap agar masyarakat memanfaatkan Pilkada sebaik-baiknya. “Pilih pemimpin yang mempunyai visi dan misi yang mengacu pada 4 Pilar MPR. Juga pemimpin yang kreatif dalam membangun bangsa,” tuturnya.
Dengan pemimpin kreatif, potensi yang ada di daerah akan tergali sehingga mampu memberi keuntungan bagi warganya.
Dirinya menekankan memilih kepala daerah yang mempunyai visi dan misi 4 Pilar sebab arah pembangunan saat ini berdasarkan visi dan misi dari kepala daerah. Diungkapkan, sebelum UUD Tahun 1945 diamandemen, MPR mempunyai wewenang untuk membuat GBHN. GBHN itulah yang menjadi panduan dalam membangun arah pembangunan Indonesia. Setelah UUD diamandemen maka GBHN dihilangkan sehingga Presiden, Gubernur, Walikota, dan Bupati dalam menjalankan pembangunan berdasarkan pada visi dan misinya.
“Visi dan misi inilah yang akan menjadi panduan pembangunan mereka,” paparnya.
Untuk itu dirinya menekankan kembali pentingnya memilih kepala daerah yang mempunyai visi dan misi yang mengacu pada 4 Pilar.