Bamsoet: Sudah Jadi Kewajiban Negara Untuk Cegah dan Tangkal Krisis Akibat Pandemi
Ketika muncul potensi yang menjerumuskan negara-bangsa masuk ke jurang krisis seperti itu, semua alat dan kekuatan negara wajib tampil menggelar aksi
Editor: Content Writer
Mereka yang masih bekerja mulai takut pada kemungkinan rasionalisasi atau pengurangan karyawan maupun pengurangan jam kerja.
Bahkan tidak sedikit yang takut menghadapi kemungkinan perusahaan menempuh kebijakan pemotongan gaji dengan alasan pandemi dan resesi ekonomi.
Apa yang terjadi dan dirasakan oleh kelompok usia anak dan remaja itu, serta gambaran kecemasan para orang tua, adalah fakta yang mengemuka di ruang publik akhir-akhir ini.
Dari sebelumnya hanya takut tertular virus corona, kini masyarakat mulai cemas ketika menghitung dampak resesi ekonomi.
Apa yang dihadapi dan dicemaskan itu merupakan persoalan riel yang hari-hari ini menyelimuti kehidupan semua orang.
Suasana kebatinan masyarakat inilah yang idealnya dipahami oleh semua kalangan, termasuk pemuka masyarakat.
"Karena potensi ancamannya adalah krisis multidimensi, Presiden bersama MPR, DPR, Panglima TNI dan Kapolri sudah menyatakan negara-bangsa tidak boleh melakukan kesalahan, pun tidak boleh gagal, dalam merepons pandemi Covid-19 dan resesi ekonomi. Untuk menghindari kesalahan dan kegagalan itu, negara harus menunjukan dan mengaktualisasikan sikap tegas terukur," ujar Bamsoet.
Banyak figur publik yang perilakunya menjadi panutan masyarakat. Demi kemaslahatan masyarakat, figur-figur yang menjadi panutan masyarakat itu hendaknya juga menunjukan sikap dan semangat yang sama; bahwa negara-bangsa tidak boleh melakukan kesalahan dan tidak boleh gagal dalam merespons Pandemi Covid-19 dan resesi ekonomi sekarang ini.
Semua elemen masyarakat, bersama pemerintah, MPR dan DPR tidak boleh gagal fokus. Hari-hari ini, Indonesia bersama banyak negara lainnya sedang dalam periode krisis kesehatan dan resesi ekonomi. Semua kekuatan di dunia berupaya sungguh-sungguh agar krisis kesehatan dan resesi ekonomi sekarang ini tidak menyebabkan krisis multidimensi.
Karena itu, penanganan krisis kesehatan harus mencatat progres dari hari ke hari agar terbuka ruang bagi upaya pemulihan ekonomi.
Sebaliknya, jika krisis kesehatan terus tereskalasi sebagaimana tercermin dari lonjakan kasus Covid-19 belakangan ini, upaya pemulihan menjadi sangat sulit. Situasi seperti itu menempatkan perekonomian nasional dalam ancaman krisis
Karena itu, para figur publik atau influencer dan semua elemen masyarakat hendaknya peduli dan partisipatif dalam penanggulangan krisis kesehatan dan upaya pemulihan ekonomi dari resesi.
Kepedulian pada dua masalah ini sama artinya dengan peduli dan prihatin pada lonjakan jumlah warga miskin dan lonjakan jumlah pengangguran akibat Pandemi Covid-19.
Dan, tentu saja peduli anak-anak dan remaja yang juga merasakan ketidaknyamanan dengan suasana kehidupan terkini yang tidak dinamis.
Dampak buruk pembatasan sosial terhadap anak dan remaja tak boleh luput dari perhatian.
"Dengan menggemakan semangat seperti itu, semua elemen masyarakat akan terdorong untuk fokus pada upaya menjauh dari zona krisis, dan lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang produktif," tutup Bamsoet.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.