Ajak Sukseskan Vaksinasi Tahap II, Gus Jazil Ingatkan Masyarakat Tak Mudah Percaya Hoaks
Sayangnya, antusias masyarakat untuk mengikuti vaksinasi masih tergolong rendah. Hal ini tercermin dari hasil survei Lembaga Survei Indikator Politik
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah menargetkan sebanyak 38.513.446 orang sebagai target prioritas vaksinasi Covid-19 tahap kedua yang dimulai pada Rabu (17/2/2021) lalu. Vaksinasi tahap kedua ini menyasar para pekerja publik dan warga lanjut usia (lansia) di atas usia 60 tahun. Pelaksanaan vaksinasi tahap kedua ini dilakukan secara bertahap di tujuh provinsi di Jawa-Bali.
Sayangnya, antusias masyarakat untuk mengikuti vaksinasi masih tergolong rendah. Hal ini tercermin dari hasil survei Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia.
Berdasarkan hasil survei yang dirilis pada Minggu (21/2/2021) lalu, sebanyak 41% responden tidak bersedia divaksin. Sementara yang bersedia hanya 15,8%. Dari total responden yang kurang atau tidak bersedia divaksin, 54,2% di antaranya punya alasan efek samping vaksin yang belum ditemukan atau tidak aman.
Namun, ada temuan berbeda dari survei yang dilakukan Parameter Politik, kepercayaan masyarakat terhadap vaksin Covid-19 mulai terbangun. Dari survei yang dilakukan terhadap 1.200 responden dan dirilis pada Senin (22/2/2021), sebanyak 55,7%, responden mengaku yakin terhadap kualitas dan keamanan vaksin Covid-19 Sinovac. Sementara yang belum yakin ada 31,2%.
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mendorong masyarakat untuk melakukan vaksinasi. Menurutnya, vaksinasi adalah cara negara untuk melindungi warganya. "Jadi percayalah bahwa kebijakan vaksinasi ini adalah kehendak baik dan memang sudah kewajiban negara maka patut didukung agar warga negara yang memang sudah mendapatkan giliran atau yang sudah masuk tahapan vaksinasi untuk ikut," katanya, Selasa (23/2/2021).
Menurutnya, masih rendahnya ketidakpercayaan masyarakat ini menunjukkan bahwa sosialisasi yang dilakukan masih belum terlalu masif. Disisi lain, belum semua kalangan masyarakat cerdas menerima berbagai berita terkait dengan vaksin.
"Oleh sebab itu, peran media, para tokoh masyarakat bisa juga memberikan pengaruh positifnya agar ikut vaksinasi. Saya pikir disitu karena kalau program vaksinasi ini juga gagal, ancaman Covid-19 juga lebih tidak jelas lagi kedepan dan tampaknya juga lebih tidak terkendali lagi," urainya.
Gus Jazil mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh dengan berita-berita bohong (hoaks) yang sengaja diciptakan pihak-pihak tidak bertanggungjawab untuk tidak percaya terhadap manfaat vaksin dan bahkan menyebut vaksin berbahaya.
"Percayalah bahwa vaksin itu ada dalam rangka penyelamatan warganya dan orang yang mengajak agar tidak ikut vaksin, itu bisa mencelakakan teman dan keluarga dan warga. Tidak mungkin pemerintah membuat program yang berbahaya atau menjerumuskan masyarakat dengan vaksinasi dan itu juga anggarannya cukup besar," tuturnya