Bacakan Puisi di Acara 'Puisi dan Doa Corona', Bamsoet Ingatkan Untuk Vaksinasi
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan, walaupun penanganan pandemi Covid-19 per 12 Agustus 2021 secara nasional mencatatkan penambahan angka
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan, walaupun penanganan pandemi Covid-19 per 12 Agustus 2021 secara nasional mencatatkan penambahan angka kesembuhan mencapai 36.637 pasien sembuh per hari, masyarakat harus tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan.
Jangan sampai karena banyak yang sembuh, justru membuat masyarakat terlena sehingga mulai abai menjalankan protokol kesehatan.
"Angka kumulatif kesembuhan Covid-19 per 12 Agustus 2021 menembus 3,2 juta pasien sembuh atau sekitar 86,1 persen dari yang terpapar Covid. Namun kita tetap harus waspada karena positivity rate Covid-19 per 12 Agustus 2021 masih sangat tinggi, mencapai 18,1 persen. Lebih tinggi dari standar WHO sebesar 5 persen," ujar Bamsoet usai membacakan puisi 'Hidup di Dekat Mati' karya Amir Nachmud NS, dalam acara 'Puisi dan Doa Corona' yang diselenggarakan PWI Jawa Tengah bersama Dewan Kesenian Semarang dan TVKU, secara virtual dari Jakarta, Jumat (13/8/2021).
Turut hadir secara virtual, antara lain Walikota Semarang Hendrar Prihadi, Ketua Umum PWI Pusat Atal Depari, Ketua Dewan Kesenian Semarang Handry TM, dan Ketua MUI Jawa Tengah KH Ahmad Darodji.
Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, berdasarkan survei Charta Politika, tingkat penerimaan masyarakat terhadap program vaksinasi Covid-19 baru mencapai 72,4 persen.
Walaupun meningkat dari penerimaan di bulan Januari yang hanya sebesar 51 persen, namun jumlahnya masih belum menyentuh angka 90 persen lebih.
Menandakan edukasi tentang pentingnya vaksinasi Covid-19 masih harus digencarkan oleh berbagai pihak. Tanpa keterlibatan masyarakat dalam vaksinasi, pandemi Covid-19 akan terus berlarut.
"Data menunjukkan, dengan menerima vaksinasi, seseorang dapat terhindar dari risiko sakit berat dan menurunkan tingkat kematian akibat terpapar virus Covid-19. Satgas Covid-19 melaporkan, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah menunjukan tingkat kematian akibat terpapar virus Covid-19 bagi orang yang telah divaksin sangat rendah. Dari 4,2 juta orang yang sudah divaksin dan ber-KTP DKI Jakarta, tercatat 0,013 persen yang meninggal sesudah terpapar Covid-19 atau kira-kira 13 per 100 ribu penduduk," jelas Bamsoet.
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini menambahkan, pasien Covid-19 yang tidak divaksin memiliki tingkat kesembuhan 84,5 persen.
Sedangkan yang sudah mendapatkan dosis pertama tingkat kesembuhannya naik hingga 90,2 persen, dan 95,9 persen untuk yang sudah mendapatkan dosis lengkap.
"Masyarakat juga tidak perlu memilih mau divaksin dengan jenis merk tertentu. Karena seluruh merk vaksin yang digunakan di Indonesia sudah dipastikan keamanan, keefektifan, dan kehalalannya. Vaksin terbaik adalah vaksin yang sudah tersedia dan dapat kita akses. Divaksin dengan Sinovac, Sinopharm, Astrazeneca, ataupun merk lainnya, semuanya sama. Lebih cepat divaksin, lebih baik. Tidak perlu menunda-nunda," pungkas Bamsoet.(*)
HIDUP DI DEKAT MATI
Oleh : Amir Nachmud NS
Kematian berjarak rapat seperti antrean vaksinasi
satu oer satu menunggu giliran
tak perlu lagi upacara
cukup dengan pulasara sederhana
Kau lihatah petugas semakin terampil
suasana mencekam semakin rutin
jantung menjadi terbiasa menari-nari
rajin berdegup tak berirama pasti
Hari-hari menjadi ruang sirene
ambulans tak sempat memasang wajah duka
ratapnya tak henti memecah udara kota
Ketika subuh menjelang
ketika terang membayang
ketika siang menerang
ketika senja merembang
ketika malam membenam
kalimat duka tak memilih waktu
menunggu saat diumumkan
Seperti dalam perang :
Kita hidup di dekat mati.