Hambatan Menghadang, Perlu Gerakan untuk Tingkatkan Peran Perempuan di Bidang Politik
Menurut Lestari, saat ini perempuan Indonesia menghadapi rangkaian aral yang melintang dalam mewujudkan lebih banyak peran perempuan di bidang politik
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Perjuangan perempuan Indonesia untuk meningkatkan kiprahnya di bidang politik masih jauh dari berhasil. Perlu langkah kontemplatif untuk mewujudkan gerakan bersama dalam mewujudkannya.
"Ruang-ruang publik dan undang-undang sebenarnya sudah dibuka untuk keterlibatan lebih banyak perempuan di dalamnya. Jadi sekarang semua tergantung bagaimana strategi dan upaya para perempuan untuk mengisinya," kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat saat membuka webinar bertajuk Peran Penting Perempuan Berpolitik Menuju Indonesia Maju, yang digelar oleh Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Selasa (31/8).
Hadir dalam webinar itu antara lain Dr.Ir Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd (Ketua Umum Kowani), Dr. (H.C.) Puan Maharani, S.Sos (Ketua DPR RI), Dra. Okky Asokawati, MPsi (Ketua DPP Partai NasDem bidang Kesehatan), Krisdayanti (Anggota Komisi IX DPR RI) dan Arzeti Bilbina Huzaimi, S.E, M.A.P (Anggota Komisi IX DPR RI).
Menurut Lestari, saat ini perempuan Indonesia menghadapi rangkaian aral yang melintang dalam mewujudkan lebih banyak peran perempuan di bidang politik di tanah air.
Bagaimana kiprah para perempuan Indonesia bisa mewarnai dinamika politik di negeri ini, menurut Rerie, sapaan akrab Lestari, para perempuan harus mampu menghimpun semua perspektif untuk menjadi masukan yang dapat mewarnai keputusan-keputusan politik bangsa ini.
Komunikasi publik yang baik dan kemampuan multi tasking yang dimiliki perempuan, tambah Rerie, merupakan faktor yang bisa diandalkan perempuan dalam berperan sebagai pemimpin.
Di sisi lain, tambah anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, dunia juga sudah mencanangkan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) No. 5 terkait realisasi kesetaraan gender dalam proses pembangunan di setiap negara, untuk diwujudkan pada 2030.
Kesetaraan, menurut Rerie, adalah sikap adil yang harus dimulai dari para perempuan itu sendiri.
Meski begitu tujuan pembangunan tersebut, jelasnya, harus tercermin dalam setiap kebijakan yang diambil oleh para pemangku kepentingan di negeri ini.
Rerie berharap, para perempuan Indonesia terus berupaya meningkatkan kemampuan diri, terus belajar dalam membangun kesadaran untuk menjawab tantangan dalam dinamika politik di tanah air.
Dalam upaya mewujudkan peningkatan peran perempuan di bidang politik, tegas Rerie, bisa direalisasikan lewat gerakan bersama dengan menyampingkan sekat-sekat sosial, politik, dan agama dalan menghadapi berbagai rintangan yang menghadang.
"Saya yakin perempuan Indonesia mampu menghadapi itu semua," pungkasnya.(*)