Hidayat Nur Wahid: Forum MPR Sedunia untuk Menguatkan Kontribusi dan Peran Positif Parlemen
MPR RI siap menyelenggarakan Forum MPR Sedunia yang akan dilaksanakan di Gedung Merdeka, Bandung, pada 24-26 Oktober 2022.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Pimpinan MPR menggelar pertemuan dengan duta besar dan perwakilan negara-negara OKI (Organisasi Kerja sama Islam/Organisation of Islamic Cooperation) di Indonesia dalam rangka mematangkan rencana pembentukan Forum Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Sedunia pada 24-26 Oktober 2022 di Bandung.
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mewakili pimpinan MPR, berharap Forum MPR Sedunia ini bukan hanya sekadar forum, tapi forum yang memberikan kontribusi bagi peningkatan peran dan kontribusi serta kualitas hubungan antarbangsa, antarnegara, melalui kuatnya hubungan antarparlemen.
“Di era demokrasi seperti saat ini peran dan kerjasama parlemen sangat diperlukan. Saat ini sudah ada banyak forum dan kerja sama. Tapi forum antar MPR, Majlis Syura, Majlis Tinggi atau nama sejenis di lingkungan keseluruhan OKI malah belum ada," ujar Hidayat Nur Wahid usai pertemuan Pimpinan MPR dengan duta besar atau perwakilan negara-negara OKI di Indonesia yang berlangsung di Ruang Delegasi, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (19/9/2022).
"Kami melihat forum MPR, forum Majelis Syuro, atau forum lembaga tinggi dari parlemen sangat diperlukan, karenanya MPR RI menginisiasi pembentukan Forum MPR Sedunia, dan inisiatif ini sudah dikomunikasikan dengan pimpinan lembaga parlemen di berbagai parlemen negara OKI. Dan, mereka sangat mendukung,” lanjutnya.
Hadir dalam pertemuan ini Ketua MPR Bambang Soesatyo, didampingi para wakil ketua Ahmad Basarah, Sjarifuddin Hasan, Hidayat Nur Wahid, Arsul Sani, dan Fadel Muhammad. Pertemuan juga diikuti Staf Ahli Menlu, Muhsin Syihab, mewakili Menlu Retno Marsudi, dan sekitar 24 duta besar atau perwakilan negara-negara OKI di Indonesia, serta Sekretaris Jenderal MPR, Dr. Ma’ruf Cahyono, SH, MH.
HNW, sapaan Hidayat Nur Wahid, mengatakan Forum MPR Sedunia ini merupakan inisiatif dari MPR RI untuk melaksanakan salah satu perintah dan ketentuan dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, yaitu negara harus hadir untuk terlibat aktif, termasuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Berkaitan dengan forum itu, HNW menyebutkan MPR telah melakukan kajian ilmiah yang mendalam tentang Forum MPR Sedunia ini. Kajian ini melibatkan lembaga pemikiran dari kampus Universitas Islam Negeri, Syarif Hidayatullah, Jakarta. MPR juga menggelar seminar nasional dengan tema Forum MPR Sedunia dengan melibatkan pakar, akademisi, parlemen, dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).
Sebelumnya, lanjut HNW, pada awal Juni 2022 MPR juga telah mengundang para duta besar negara sahabat untuk mendapat masukan tentang rencana pembentukan Forum MPR Sedunia.
“Sekarang kita undang kembali. Ini adalah pertemuan kedua dan dihadiri 24 duta besar dan perwakilan negara-negara OKI di Indonesia. Pertemuan ini untuk memastikan dukungan dari kedutaan negara-negara OKI yang ada di Indonesia terhadap penyelenggaraan agenda ini. Alhamdulillah, mereka antusias dan memberikan dukungan sepenuhnya untuk suksesnya penyelenggaraan Forum MPR Sedunia," sebutnya.
"Para duta besar menyampaikan komitmen membantu untuk hadirnya pimpinan parlemen dari negara-negara mereka masing-masing, karena mereka sepakat tentang pentingnya forum yang diinisiasi oleh MPR RI ini,” tutur Koordinator penyelenggaraan Forum MPR Sedunia ini.
Dukungan dari para duta besar dan perwakilan negara-negara OKI merupakan bukti adanya kerjas ama untuk mensukseskan acara ini.
HNW mengungkapkan MPR RI siap menyelenggarakan Forum MPR Sedunia yang akan dilaksanakan di Gedung Merdeka, Bandung, pada 24-26 Oktober 2022. Rencananya Presiden RI Joko Widodo akan membuka acara ini, dan penutupan oleh Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin.
“MPR sudah mempersiapkan semua yang diperlukan, mulai dari penjemputan delegasi di Bandara, transportasi serta akomodasi selama di Bandung. Juga yang terkait dengan bahan dan materi kajian dan bahasan untuk pembentukan dan deklarasi Forum ini,” ujarnya.
HNW menambahkan Forum MPR Sedunia akan diselenggarakan di kota Bandung, kota bersejarah tempat Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955.
“Kami ingin menyegarkan kembali ingatan sejarah, semangat Asia Afrika, semangat Bandung, yang memberikan kontribusi bagi negara-negara dan menghadirkan kemashlahatan bagi semuanya, dan betapa pentingnya kebersamaan, termasuk pentingnya membela Palestina dan membela kemanusiaan dan peradaban. Dari negara-negara yang diundang mengikuti Konferensi Asia Afrika di Bandung, hanya tinggal Palestina yang belum merdeka,” katanya.
HNW berharap kegiatan forum MPR Sedunia bisa melahirkan pandangan dan pendapat dari masing-masing delegasi yang kemudian disimpulkan menjadi komitmen kebersamaan dan kesediaan berkolaborasi kuatkan kerja sama antar parlemen dengan terbentuknya Forum MPR sedunia, juga rekomendasi-rekomendasi yang bisa menjadi sumbangsih bagi Pimpinan-Pimpinan Negara kelompok 20.
“Kita berharap Forum MPR Sedunia bisa menghasilkan pembentukan Forum MPR sedunia atau nama lain yg disepakati, serta komunike bersama di Bandung, sebagaimana dahulu Konferensi Asia Afrika menghasilkan Dasa Sila Bandung. Sangat mungkin forum itu membuat semacam Dasa Sila Bandung sesuai kesepakatan ketua parlemen,” imbuhnya.
HNW juga berharap penyelenggaraan Forum MPR Sedunia bersamaan dengan Indonesia menjadi pimpinan negara G-20 menjadi momentum yang baik sehingga apa yang dihasilkan pada pertemuan Forum MPR Sedunia bisa disampaikan pada forum pimpinan G-20.
“Sehingga menjadi sumbangsih Forum MPR Sedunia untuk kebaikan, kemashlahatan, kedamaian, peradaban, dan solusi dalam permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dunia di masa sekarang dan yang akan datang,” pungkasnya.(*)