Jimly Tak Dapat Restu Anak dan Istri
Sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres),
Penulis: Abdul Qodir
Editor: OMDSMY Novemy Leo
"Keluarga enggak dukung nih. Habis mau bagaimana mana lagi," keluh Jimly, kepada wartawan di Jakarta, Selasa (14/6/2010).
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini mengakui tak mendapatkan dukungan dari istrinya Tuty Amalia, dan kelima anaknya yakni Faz Robby Ferliansyah, Sheera Maulidya, Afida Nurulfajria, Mieska Alia Farhana, dan Rafi Fahrazi.
Menurut Jimly, keluarganya tak memberi restu lantaran mengkhawatirkan nasibnya akan sama seperti mantan Ketua KPK Antasari Azhar. "Tapi, saya telah bilang ke mereka, kalau saya enggak main golf," ujar Jimly.
Hal senada disampaikan Direktur Lingkar Masyarakat Madani (LIMA) Ray Rangkuti. Ray sangat mendukung Jimly bahkan menjadi orang yang melobi Jimly agar mau mendaftarkan diri secara langsung ke tempat pendaftaran sebagai calon pimpinan KPK.
Ray mengakui, saat melobi Jimly di kantor Wantimpres, Jimly menyatakan kekhawatiran tersebut. "Itu betul. Memang hal itu sempat diutarakan Pak Jimly waktu di kantornya," ujar Ray, melalui pesan singkatnya.
Karena hal itu menyangkut urusan pribadi keluarga Jimly, kata Ray, dia hanya mengingatkan Jimly bahwa sebagai orang yang telah makan asam garam bertugas di lembaga kenegaraan, tentu Jimly bisa siap menanggung itu.
"Sejak mahasiswa, paska mahasiswa, jadi ketua MK dan sekarang di Watimpres. Dengan segudang pengalaman itu, tentu Pak Jimly sudah mengerti dan paham resiko dari pilihan ini dan cara mengatasinya," terang Ray.
Ray mengakui tak memiliki ilmu khusus saat Ikatan Sarjana Hukum Indonesia (ISHI) dan LIMA melakukan lobi cepat. Jimly luluh dan bersedia mendaftarkan diri secara langsung ke tempat pendaftaran.
Ray mengaku hanya meyakinkan Jimly, bahwa KPK harus dipimpin oleh orang yang berniat menyelamatkan KPK di tengah kegentingan insititusi KPK satu tahun ini.
"Penting agar KPK tidak makin terpuruk sekalipun tidak mungkin menaikkan kwalitasnya. Intinya, kita jaga jangan sampai terpuruk sekalipun tidak mungkin naik kan kwalitasnya," kata Ray mengikuti ucapannya saat melobi Jimly.
Mendengar kalimat tersebut, Guru Besar Ilmu Hukum Tata Negara itu terdiam sejenak, dan langsung mengucap, 'Bismillah'. "Setelah itu, beliau manggut-manggut dan berpikir sejenak. Lalu beliau bilang, 'Bismillah'," tambahnya.