Ratusan Penumpang Pesawat Tujuan Yogya-Solo Beralih ke Kereta Api
Ditutupnya penerbangan dari Jakarta menuju Yogyakarta dan Solo membuat penumpang beralih menggunakan kereta api.
Penulis: Alie Usman
Editor: Yulis Sulistyawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Ditutupnya penerbangan dari Jakarta menuju Yogyakarta dan Solo membuat penumpang beralih menggunakan kereta api. Jumat (5/11/2010) malam, calon penumpang kereta api membludak di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat.
Dari pantauan Tribunnews.com, terlihat ratusan calon penumpang antri tiket untuk menumpang kereta tujuan Yogyakarta dan Solo. Bahkan, menurut petugas Stasiun Gambir, antrian sudah terjadi sejak Jumat siang.
Kahumas Daop I, PT Kereta Api Indonesia (KAI), Mateta Rijalulhaq mengatakan, banyaknya calon penumpang kereta menuju Yogyakarta tersebut adalah imbas dari ditutupnya jalur penerbangan ke Yogya dan Solo akibat cuaca buruk lantaran meletusnya gunung Merapi.
"Antrian panjang memang sudah terlihat sejak siang tadi. Saya belum bisa memastikan apakah ini lantaran weekend atau memang imbas ditutupnya jalur penerbangan ke Yogja dan Solo. Tapi kemungkinan besar memang seperti itu," ujar Mateta saat ditemui di Stasiun Gambir malam ini. Jumat (5/11/2010).
Meski ribuan calon penumpang menumpuk di Gambir, namun bukan berarti semua penumpang tersebut malam ini dapat diantarkan semua ke Yogyakarta dan sekitarnya.
Walaupun PT KAI sudah beberapa hari terakhir ini telah menyiapkan dua kereta tambahan, akan tetapi jumlah calon penumpang malam ini melebihi kapasitas yang ada.
"Sampai saat ini kami baru memaksimalkan daya tarik loko. Belum ada perintah penambahan kendaraan menuju kesana. Meski demikian, kami sudah menyediakan dua kereta pada masing-masing rangkaian yang menuju Jogja dan sekitarnya," ujar Mateta.
Mateta menjelaskan, selama meletusnya gunung Merapi, jumlah kenaikan penumpang yang menggunakan kereta api menuju Jogja dan sekitarnya tercacat mengalami kenaikan sekitar 20 persen dari hari biasanya.
"Ada kemungkinan mereka ke Merapi. Saat ini kami masih memaksimalkan daya tarik lokomotif. Soal kemungkinan tiket berdiri, kereta kelas eksekutif kan memang tidak boleh. Paling juga kelas bisnis sebesar 25 persen dari jumlah total penumpang," jelas Mateta.
Beberapa kereta eksekutif yang menuju Jogja dan solo seperti Argo Lawu, Dwi Pangga, Taksaka I dan Taksa II, serta beberapa kereta api kelas bisnis semisal Bima, dan Gajayana tiba-tiba menjadi incaran warga sekitar gunung Merapi yang menetap dan tinggal di Jakarta.
"Kami tidak bisa dengan mudah mengadakan perjalanan kereta tambahan sekarang. Memang PT KAI pada dasarnya hanya punya kewajiban mengantarkabn orang yang punya tiket. Sementara untuk perjalanan malam ini kan tiket kereta sudah kami buka sejak 30 hari yang lalu. Jadi kami belum dapat perintah pada saat limpahan dadakan dari bandara seperti ini," ujarnya.