PPP Geram Tak Dilibatkan Pertemuan SBY-Sultan
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kembali geram. Setelah tidak dilibatkan dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Keistimewaan
Penulis: Ade Mayasanto
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kembali geram. Setelah tidak
dilibatkan dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Keistimewaan
Yogyakarta, kali ini PPP justru tidak diajak pada pertemuan SBY dengan
Sri Sultan Hamengku Buwono X di Wisma Negara pada Selasa (21/12/2010)
kemarin.
"Ya jelas (menyayangkan), karena yang rugi bukan hanya anggota koalisi saja. Yang rugi adalah bangsa ini," kata Ketua DPP PPP Lukman Hakim Saifuddin di gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (23/12/2010).
Dia menjelaskan, RUU Keistimewaan Yogyakarta merupkan isu yang krusial, dan luar biasa. "Isu sepenting itu harus dibicarakan bersama," katanya.
Setelah pertemuan empat mata antara SBY dan Sultan, Ketua Umum Aburizal Bakrie yang disebut Sultan sebagai fasilitator pertemuan. Ical juga ikut melakoni jamuan antara SBY dan Sultan di Wisma Negara.
"Saya tidak tahu, di PPP yang incharge di sana itu Romy. Saya belum tanya soal pertemuan tiga orang ini," ucapnya.
"Ya jelas (menyayangkan), karena yang rugi bukan hanya anggota koalisi saja. Yang rugi adalah bangsa ini," kata Ketua DPP PPP Lukman Hakim Saifuddin di gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (23/12/2010).
Dia menjelaskan, RUU Keistimewaan Yogyakarta merupkan isu yang krusial, dan luar biasa. "Isu sepenting itu harus dibicarakan bersama," katanya.
Setelah pertemuan empat mata antara SBY dan Sultan, Ketua Umum Aburizal Bakrie yang disebut Sultan sebagai fasilitator pertemuan. Ical juga ikut melakoni jamuan antara SBY dan Sultan di Wisma Negara.
"Saya tidak tahu, di PPP yang incharge di sana itu Romy. Saya belum tanya soal pertemuan tiga orang ini," ucapnya.