Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tiga Menteri SBY Jajakan Mekanisme Pemilihan

Bukan Pekerjaan mudah mempertemukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Penulis: Ade Mayasanto
Editor: Harismanto
zoom-in Tiga Menteri SBY Jajakan Mekanisme Pemilihan
Sekretariat Presiden/Rizky
Presiden SBY dan Sri Sultan Hamengku Buwono X 
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bukan Pekerjaan mudah mempertemukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Kendati SBY dan Sultan kerap tertangkap kamera bertemu muka, namun untuk membahas masalah RUU Keistimewaan Yogyakarta, pertemuan pun membutuhkan sosok Aburizal Bakrie. Selaku Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal merancang pertemuan SBY dan Sultan.

Bermula dari pertemuan tertutup, pada Sabtu (18/12/2010), Aburizal terlebih dahulu mengundang tiga anggota kabinet Indonesia Bersatu jilid II asal Partai Golkar, yakni Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, dan Menteri Perindustrian MS Hidayat. Bersama ketiga menteri ini, Aburizal pun mengundang Sekjen Partai Golkar Idrus Marham, dan Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso.

"Kita melihat situasi buntu. Jadi bang Ical yang mengambil inisiatif itu sendiri," kata Fadel saat dihubungi Tribun di Jakarta, Kamis (23/12/2010).

Berlangsung hangat, ketiga menteri berikut Idrus Marham mendorong Aburizal untuk menyokong kebijakan pemerintah yang tertuang pada draf RUU Keistimewaan Yogyakarta. Hal ini merujuk UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

"Permasalahannya kita ingin ada kesamaan di tingkat nasional agar semua kepala daerah dilakukan melalui pemilihan," beber Fadel mengungkap pembicaraan dengan Ical.

Fadel menambahkan, sikap tersebut tidak mengabaikan keistimewaan Yogyakarta. Ketiga menteri justru menghormati keistimewaan Yogyakarta yang selama ini berlangsung. Apalagi, perihal polemik penetapan ini sempat dialami Fadel saat akan menjabat sebagai kepala daerah di Gorontalo.

"Waktu itu saya juga diusulkan semua fraksi di DPRD Gorontalo agar ditunjuk langsung. Namun hal ini tidak disetujui Presiden Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan justru tetap dilakukan dengan pemilihan," ujar Fadel. "Ini sekarang sudah reformasi. Dan Yogya itu pun menjadi NKRI. Ya, sudah kita usulkan saja pemilihan agar sama."

Dia menyebut, bila Sultan tidak mau dipilih, Sultan bisa langsung ditetapkan sebagai gubernur utama. Sementara gubernur pelaksana dilakukan melalui pemilihan. "Apakah istrinya mau menjadi gubernur, ya kita pilih. Dan kalau tidak ada yang mencalonkan, ya otomatis Sultan menjadi gubernur," urainya.

Semula atas penjelasan ketiga menteri dan Idrus, Ical yang sempat menjadi anggota kabinet SBY-Jusuf Kalla menaruh hati. Namun pemikiran itu mulai pecah ketika Priyo Budi Santoso, Wakil Ketua DPR RI mempertanyakan tawaran untuk mengamini draf yang disodorkan pemerintah ke parlemen di Senayan. Selepas pertemuan dengan ketiga menteri, dan Idrus Marham, Ical melakoni pertemuan tertutup kembali dengan Priyo. Kali ini pertemuan berlangsung empat mata.
 
Selepas pertemuan tersebut, Ical pun terbang menuju kediaman Sultan di Yogyakarta. Bertemu dengan Sultan, Ical sekedar menawari pertemuan dengan SBY untuk memecahkan polemik RUU Keistimewaan Yogyakarta.

"Yang ada justru Sultan curhat ke Bang Ical. Sultan berterima kasih kepada bang Ical lantaran Golkar mendukung penetapan untuk keistimewaan Yogyakarta," ujar sumber kepada tribun.

Atas curhat Sultan, Ical yang sempat tercatat sebagai pengusaha terkaya di Indonesia kembali limbung. "Kedekatan dengan SBY, dan curhat Sultan ini memang menyulitkan posisi bang Ical," tutur sumber.

Pertemuan Ical dan Sultan membuahkan hasil. Sultan bersedia bertemu dengan SBY untuk membahas keistimewaan Yogyakarta. Tidak diketahui, kapan kesediaan Sultan untuk bertemu dengan SBY disampaikan Ical. Yang pasti, saat tim nasional Indonesia berduel dengan kesebelasan Filipinan di Gelora Bung Karno, Minggu (19/12/2010) sore, Ical tampak bersama-sama dengan SBY.

Mengenakan kaos merah, Ical duduk di sebelah Ibu Negara Ani Yudhoyono. Nampak hadir pada pertemuan itu antara lain Putra Presiden Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), Menpora Andi Mallarangeng, Ketua DPD Irman Gusman, Ketua PSSI Nurdin Halid dan beberapa tokoh lain termasuk Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono.

Sehari usai pertandingan timnas Indonesia, SBY dan Sultan melakoni pertemuan secara tertutup di Wisma Negara. Semula hanya SBY dan Sultan yang bertemu, setelah itu Ical pun disertakan dalam pertemuan tersebut. Pertemuan ini pun diamini Sultan usai menerima penghargaan dari Presiden dalam peringatan Hari Ibu di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta pada Rabu (22/12/2010).

"Kemarin saya ketemu dijembatani sama Ical," kata Sultan pendek.

Kepada wartawan, Sultan menyebut, pertemuan tidak langsung menemui titik temu. Kedua pihak terus membuka pintu dialog untuk mencapai kesepahaman bersama.

"Yang namanya dialog itu kan tidak sekali jadi. Wong, di DPR saja belum dibahas," imbuh Sultan. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas