Nunun Nurbaeti Dilindungi Keluarga Kerajaan Kamboja
Nunun Nurbaeti sudah diketahui keberadaannya masih berputar-putar di tiga negara; Kamboja, Thailand dan Vietnam.
Penulis: Domu D. Ambarita
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Domu Ambarita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua KPK Busyro Muqoddas mengaku kesulitan melacak, dan tampaknya sudah menyerah dalam memburu Nunun Nurbaeti. Namun mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris memastikan, tersangka kasus penyuapan anggota DPR dalam pemilihan Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia Miranda Geoltom itu sudah diketahui keberadaannya masih berputar-putar di tiga negara; Kamboja, Thailand dan Vietnam.
"Nunun masih tetap pindah-pindah di tiga negara itu Kamboja, Thailand dan Vietnam dengan basis di Kamboja," kata Fahmi Idris kepada Tribun, Rabu (26/10/2011).
"Dia masih berpitar-putar di Kamboja, ada teman-temannya dari keluarga kerajaan di Kaboja. Kalau bosan di sana, dia bisa pindah Thailnad, bisa ke Vietnam," ucap Fahmi, politisi Partai Golkar. Menurut Fahmi, Nunun berpindah-pindah di tiga negara itu.
Fahmi Idris lahir di Jakarta, 20 September 1943. Ia seorang pengusaha dan politikus. Pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla, Fahmi pernah menjabat Menteri Perindustrian yang dilantik 7 Desember 2005. Sebelumnya ia menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, pada kabinet yang sama dan digantikan Erman Suparno dalam perombakan yang dilakukan Presiden Yudhoyono pada Desember 2005. Dalam Kabinet Reformasi Pembangunan pimpinan B.J. Habibie (1998-1999), Fahmi menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja.
Fahmi Idris mengatakan informasi mengenai Nunun dia peroleh dari teman-teman yang tersebar di banyak tempat. Dari teman-temannya itu pula, dia mendapat alamat keberadaan Nunun di satu tempat.
"Saya pernah, memberi tahu alamat persis Nunun ke berbagai pihak yang mempunyai wewenang. Hasislnya? Ya butkinya nggak apa-apa," kata dia sembari mengaku kecewa kepada aparat penegak hukum Indonesia yang tidak dapat menangkap Nunun. Dia pun memastikan, keluarga Nunun, termasuk Adang Daradjatun, suaminya, serta anak-anak rutin menemui buron tersebut.
Sepengerahuan Fahmi, Nunun tidak memiliki aktivitas apa-apa, kecuali menyembunyikan diri. Tiidak ada kegiatan bisnis. "Pada dasarnya dia disuruh diam, jangan membuat kegadudan, tenang-tenang saja, sebab dia masih dalam proses yang rawan. Artinya rawan, mau diproses, ya tenang-tenang saja, dengan harapan nanti juga orang lupa sendiri," kata dia.
"Seberapa besar pengaruh orang-orang yang melindungi Nunun," tanya Tribun. Fahmi menjawab, "KPK pasti tahu, ada handicapnya. Ini bukan karena dia istri Wakapolri, lebih dari itu, ada di balik itu. Jangankan Wakapolri, Kapolri saja pernah diperiksa, tahu kan Kapolri yang mantan Dubes."
Menurut Fahmi, ada kekuatan yang saling terpaut, astu-sama lain memiliki kunci rahasia masing-masing. Kalau satu membuka rahasia, yang lain mengancam akan buka rahasia juga. DAn ini bukan perkara baru. Akhrinya banyak perkara macet karena itu, tidak ada keberanian.
Dia menyarankan mustinya penegak hukum, terutama pemimpin jangan berutang budi kepada pihak lain, supaya bisa tegas apabila ada persoalan. "Untuk tidak berutang budi, jangan terlalu ambisius. Kalau ambisus, tapi tidak terlalu kuat, akhirnya minta dukungan sana-sini. Kan berbuat bagi bangsa dan negara, bisa berbagai cara, tidak harus berutang budi. Jadi intinya, saya imbau jangan berutang budi pada siapa pun, terutama pemimpin dan penegak," kata Fahmi.
Tidak seperti diberitakan, Nunun menederita penyakit berat. Menurut Fahmi, Nunun dari dulu sehat, tidak ada penyakit serius. "Paling flu atau pusing-pusings atau capai. Biasalah. Atau main golf terpeleset, sedangkan lupa ingatan itu tidak ada. Itu hanya satu cara membohongi, dan sayangnya KPK mau dibohongi. Padahal itu salah satu teknik seperti jawaban 'saya lupa pak'. Mengapa mengapa tidak menggunakan teknis penggunaan lie detector, tidak perlu cara tradisional, seperti menggunakan setrum," kata dia.
Apakah dilindungi aparat keamanan? "Semacam itu juga ada. Dengan tidak diapa-apakan sama saja dengan melindungi," tandas Fahmi.
Sebelumnya, Fahmi mengungkap Nunun Nurbaeti pertama kali datang ke Vietnam dia tinggal di hotel. Tapi kemudian Nunun menetap di perumahan. "Pertama, Nunun ke Vietnam, lalu ke Phnom Penh. Sekarang masih di Phnom Penh. Pertama datang, dia tinggal di hotel, sekarang dia sudah tinggal di perumahan. Ya sudah dapat rumahlah sekarang," kata Fahmi pertengahan tahun ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.