Janji SBY kepada Obama untuk Penyelesaian Papua
Beberapa kasus yang terjadi di Papua, menjadi sorotan tersendiri bagi Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Penulis: Nurfahmi Budi
Editor: Yulis Sulistyawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurfahmi Budi
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Beberapa kasus yang terjadi di Papua, menjadi sorotan tersendiri bagi Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Di depan media peliput Konferensi Tingkat TInggi (KTT) ke-19 ASEAN dan Asia Timur, Sabtu (19/11/2011), SBY menegaskan telah memerintahkan aparat penegak hukum untuk bekerja sama dalam menangani semua masalah yang terjadi di Papua, dengan cara yang sesuai prosedur.
Bahkan, SBY mengakui, di depan Presiden AS, Barack Obama, sudah berjanji akan menegakkan aturan hukum. "Saya sudah memberikan perintah untuk menyelesaikan masalah Papua dengan cara bijak dan sesuai aturan. Saya janji, hukum itu pasti ditegakkan di Papua. Saya katakan pada beliau kalau ada anggota militer atau Polri yang melanggar hukum, melanggar HAM, ada pengadilan dan kita buktikan itu. Jangan ada immunitas, jangan ada kekebalan, lakukan proses hukum," kata SBY.
Di sisi lain, SBY berharap negara-negara di belahan dunia sadar dan mengerti kalau di Papua ada gerakan separatis ataupun sesl-sel bersenjata yang sangat berbahaya.
Di sana, TNI diserang. Begitu juga anggota polisi dan rakyat, juga pekerja sendiri diserang secara membai buta. Di saat itulah, SBY meminta pengertian dunia untuk memberikan kesempatan pada orang-orang yang diserang untuk membela diri.
"Saya pikir kalau dalam kondisi membela diri, itu berarti bukan pelanggaran HAM ataupun kejahatan. Tapi kalau dalam pelaksanannya ada yang melebihi ketentuan dan kepatutan, tentu saja akan ditindak sesuai prosedur, pokoknya yang melewati sisi proporsional akan segera dilakukan investigasi secara menyeluruh," imbuh SBY.
Mengenai urusan integritas Papua, pria kelahiran Pacitan ini menyebut, tak ada toleransi lagi untuk urusan seperti itu. "Saya bersyukur, karena AS dan Australia mendukung dan mengakui integritas teritorial Indonesia, termasuk Papua," ujarnya.