Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Terus Memanas, Papua Akan Memisahkan Diri dari Indonesia

Tragedi kemanusiaan di bumi Cendrawasih Papua yang terjadi lebih dari 46 tahun sepertinya tak pernah selesai. Kekerasan demi kekerasan

Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Terus Memanas, Papua Akan Memisahkan Diri dari Indonesia
Edwin Firdaus/Tribunnews.com
Dorus Wakum (memakai jaket berwarna Merah) saat menggelar jumpa pers di kantor kontras, Jakarta. Jumat (25/11/2011). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tragedi kemanusiaan di bumi Cendrawasih Papua yang terjadi lebih dari 46 tahun sepertinya tak pernah selesai. Kekerasan demi kekerasan selalu saja terjadi bagai perjamuan tanpa akhir. Oleh karenanya, tidak menutup kemungkinan, pada akhirnya warga Papua terus gencar ingin memisahkan diri dari negara Indonesia kedepannya.

Seperti yang diungkapkan oleh Seorang warga Papua, Dorus Wakum, saat menggelar jumpa pers di kantor Kontras, Jakarta, Jumat (25/11/2011).

"Kekerasan yang ditanam di Papua tidak boleh berlanjut. Kalau ini terus berlanjut, maka tidak heran kami warga Papua akan meminta merdeka untuk keluar dari republik Indonesia ini," ujarnya.

Kendati sering memperingati para pemimpin negara, tetapi Dorus yang merupakan satu diantara keluarga Korban penembakan liar di Papua, mengungkapkan kalau warga Papua semakin hari justru kian dikebiri di tanahnya kelahirannya.

"Kami diburu untuk dibunuh di Papua, siapapun yang mati di Papua adalah bagian dari kami warga papua. Baik orang Aceh, Sumatera , Jawa apapun itu adalah bagaian dari kami," ungkapnya.

Baginya, warga Papua tidak menuntut lebih dari para pemimpin Indonesia, tetapi walau demikian, dirinya merasakan bahwa seakan para pemimpin sudah tidak sudi mendengarkan nasib warga Papua hingga saat ini.

"Kami tidak menuntut lebih dari bangsa ini, klami hanya ingin dihargai kemanusiaan itu. Saya kira teman-teman media, LSM dan lain-lain sudah menyampaikan berita tersebut, tetapi seakan-akan pemimpin bangsa ini telinganya tuli dan matanya buta, dan tidak serius menangani kekerasaan-kekerasan kemanusiaan yang terjadi di tanah Papua," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas