Bambang Tak Tertarik Pakai Pistol KPK
Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto enggan menggunakan fasilitas senjata api yang disediakan KPK.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Ade Mayasanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah tiga pekan bekerja. Berkenaan dengan tingginya risiko atas jabatan dan kewenangan yang diemban, negara memfasilitasi komisioner KPK antara lain boleh mempersenjatai diri dengan pistol. Walau demikian, tidak semua pimpinan tertarik menggunakan senjata tersebut.
Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, misalnya. "Belum memakai itu (pistol), belum tertarik juga," kata Bambang kepada tribunnews saat menemuinya, Jumat (6/1/2012).
Selain boleh memiliki pistol, setiap pimpinan KPK pun didampingi ajudan, dan kegiatannya menjadi terikat dengan protokoler KPK. Mantan Ketua YLBHI ini menceritakan dia masih canggung dengan protokoler yang diberikan institusinya.
Memang terhitung, Selasa 3 Januari 2012, Bambang memiliki ajudan sekaligus sopir yang mengantarkannya ke mana pun ia beraktivitas. Mobil dinas Kijang Inova abu-abu bernomor B 1098 ZG pun diberikan negara kepadanya, untuk digunakan sehar-hari.
"Saya masih canggung dengan protokoler," kata Bambang.
Namun, suami Sari Indra Dewi itu mencoba menjalani suasana protokoler itu secara alami. Maklum, Bambang dikenal terbiasa menggunakan moda transportasi kereta api dalam beraktivitas. "Tapi, ya jalani saja, saya coba membiasakan dengan protokoler," imbuh Bambang.
Tidak banyak yang berubah dari pribadi Bambang, setelah diterima menjadi pimpinan KPK dari tiga kali proses yang dia ikuti, dua kali kandas di tangan Komisi III DPR. Suasana kediaman Bambang pun masih terlihat sama, tidak tampak adanya perubahan.
Saat Tribun melihat area depan rumah, tidak terlihat adanya kamera pengintai, CCTV. Selain itu kotak kontrol kepolisian seperti yang terlihat di rumah pimpinan KPK terdahulu juga tidak tampak. "Belum ada anggota polisi yang berkeliling di kawasan ini," kata Marhan, penjaga masjid An-Nur, yang posisinya berdempetan tembok dengan pagar rumah Bambang.
Berdasarkan pantauan Tribun, Bambang melakukan ritual agama dalam membuka aktivitas hariannya. Kemarin, ia bersama anak bungsunya Muhammad Taqi menjalani salat subuh di Masjid An-Nur yang terletak di samping rumahnya yang asri di Desa Bojong Lio, Kecamatan Sukmajaya, bilangan Depok Timur, Jawa Barat.
"Pak Bambang masih salat berjamaah di masjid ini, tadi juga salat subuh dengan anaknya," kata Marhan.
Tribun mencoba mendatangi rumah berpagar hitam milik Bambang Widjojanto. Sapaan Tribun ke dalam rumah belum bersambut. Kesibukan penghuni rumah itu belum tampak saat Tribun menyambangi pukul 05.30 WIB.
Dari pintu luar terlihat empat unit kendaraan terparkir di halaman belakang rumah pengacara, dan dosen tersebut. Setelah menunggu beberapa saat, Naryo, seorang sopir keluarga Bambang, mendatangi rumah yang sama. Ia mengatakan majikannya masih berada di rumah.
"Pak Bambang masih di dalam sedang tidur dulu, Mas ada janji enggak?" tanya Naryo.
Naryo mengaku tidak mengetahui kapan majikannya akan meninggalkan rumah. Barulah, ketika jarum jam menunjukkan pukul 09.30 WIB, Bambang akhirnya keluar rumah bersama dengan anaknya Ghozzyan Sidqi.
Ia mengenakan topi dengan kaus putih dan celana putih, mengendarai sepeda motor otomatis Honda Beat. Bambang Widjojanto hanya ingin diwawancara secara singkat. Berbeda dari kebiasaan, ia bersedia berlama-lama meladeni pertanyaan wartawan.