SBY Akui Popularitas Partai Demokrat Menurun
Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengakui bahwa dalam delapan bulan terakhir tingkat kepercayaan publik terhadap
Penulis: Anwar Sadat Guna
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengakui bahwa dalam delapan bulan terakhir tingkat kepercayaan publik terhadap Partai Demokrat menurun.
Hal tersebut, kata SBY, tak hanya muncul dari hasil survei, namun hal itu bisa dilihat dari menurunya dukungan rakyat terhadap Partai Demokrat.
"Menurunnya dukungan rakyat kepada partai (Demokrat), saya pun mengikuti setiap perkembangannya. Dan dalam kesempatan ini, saya meminta seluruh kader Partai Demokrat untuk tidak pasif, jelaskan atas apa yang saat ini terjadi. Jelaskan duduk persoalan di KPK, terhadap masalah yang dihadapi Demokrat," ungkap SBY saat menggelar konferensi pers di Cikeas, Bogor, Minggu (5/2/2012).
SBY mengungkapkan, Partai Demokrat ingin agar proses hukum yang dijalankan KPK kepada sejumlah kader Demokrat benar-benar segera selesai dan tuntas.
Partai Demokrat, kata SBY lagi, ingin agar kasus yang kini membelit sejumlah kader Demokrta tuntas agar Demokrat tak lagi jadi bulan-bulanan dan terus menjadi beban bagi Demokrat.
Seperti diketahui, berdasarkan hasil survei LSI, dukungan publik kepada Partai Demokrat tergerus, dan kini berada di peringkat tiga di bawah Partai Golkar dan PDIP. Dalam survei yang dilakukan Januari-Februari 2012, Partai Demokrat memperoleh dukungan 13,7 persen, sementara PDIP 14,2 persen, dan Golkar 18,9 persen.
Turunnya dukungan publik ini tak terlepas dari sederet masalah yang membelit Partai Demokrat, terutama sejumlah kasus dugaan korupsi yang menyeret kader-kader partai. Sebut saja mantan bendahara Partai Demokrat, Nazaruddin, yang kini menjadi terdakwa dalam kasus dugaan korupsi Wisma Atlet SEA Games.
Selain Nazaruddin, anggota DPR dari Fraksi Demokrat, Anggelina Sondakh resmi ditetapkan tersangka oleh KPK dalam kasus suap proyek Wisma Atlet. Angelina diduga menerima suap proyek wisma atlet senilai Rp 1,5 miliar, seperti penuturan koleganya, Nazaruddin, usai menjalani persidangan di Pengadilan Tipikor, Jumat (3/2/2012).
Selain kedua mantan kader Partai Demokrat tersebut, masih ada beberapa kader Demokrat juga disebut-sebut terlibat dalam kasus korupsi wisma atlet. KPK tengah mendalami keterlibatan pihak lain dalam kasus tersebut, terlebih beberapa terdakwa dalam persidangan korupsi wisma atlet menyebut beberapa nama ikut menerima aliran dana suap proyek wisma atlet.