Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dodi Esvandi

TRIBUNNEWS.COM, SUKABUMI – Meliput suatu peristiwa bencana atau kecelakaan, apalagi yang terjadi di hutan maupun gunung, biasanya juga akan menjadi “bencana” tersendiri bagi kalangan jurnalis. Minimnya akses komunikasi di hutan atau gunung, akan membuat wartawan kesulitan melaporkan atau mengirimkan berita yang sudah mereka tulis.

Namun tak demikian halnya dengan wartawan yang meliput kejadian jatuhnya pesawat sukhoi di Gunung Salak, khususnya wartawan yang berjaga di Posko Cimelati, Kecamatan Cicurug, Kecamatan Sukabumi.

Dibandingkan posko yang ada di Kecamatan Bogor, Posko Cimelati ini relatif lebih sepi. Tak banyak pejabat dari tim SAR, maupun TNI dan Polri yang bisa diwawancarai di tempat ini. Tim SAR asal Rusia pun tak satupun yang ada di posko ini. Mereka semuanya justru berada di posko Cijeruk. Akibatnya tak banyak informasi yang bisa digali.

Karena itulah wartawan dari berbagai media yang meliput proses pencarian dan evakuasi jatuhnya pesawat sukhoi ini, lebih banyak menunggu dan mencari informasi di Posko Cijeruk. Sementara wartawan di Posko Cimelati hanya bisa menunggu relawan yang baru turun gunung, sembari berharap mereka mau bercerita mengenai kisah evakuasi yang mereka jalani.

Namun demikian, dari segi kemudahan mengakses komunikasi serta kenyamanan dalam melakukan liputan, wartawan di Posko Cimelati jauh lebih nyaman dan lebih dimanjakan, dibanding wartawan di Posko Cijeruk. Bagaimana tidak, di saat wartawan di Cijeruk kesulitan mengirim berita karena minimnya sinyal dan akses internet, wartawan di Cimelati justru mendapat fasilitas internet gratis berkecepatan tinggi melalui wifi, yang memang khusus disediakan untuk kalangan media.

Selain internet gratis, wartawan di posko ini juga disediakan tenda khusus untuk beristirahat, dan tentu saja logistik yang berlimpah. Karenanya dijamin wartawan di posko ini tidak akan kelaparan.

“Internet gratis ini memang sengaja kami sediakan untuk wartawan, agar mereka nyaman dalam melakukan liputan, dan tidak kesulitan mengirimkan berita. Nantinya juga kan masyarakat yang akan memperoleh manfaat. Mereka bisa memperoleh informasi dengan mudah mengenai proses evakuasi ini,” ucap Rahadiansyah, salah seorang koordinator di Posko Cimelati.

Menurut pria yang akrab disapa Anca ini, internet gratis untuk kalangan media ini bisa tersedia berkat kerjasama dengan berbagai pihak, salah satunya dengan Dompet Dhuafa.

Adanya fasilitas internet gratis ini tentu saja membuat girang wartawan di Posko Cimelati. “Ini nggak kayak lagi liputan di gunung. Masak di gunung ada wifi segala. Tapi syukurlah, kita jadi nggak kesusahan,”ucap Asep, seorang jurnalis televisi yang sudah meliput di Posko Cimelati sejak pekan lalu.

baca juga: