Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Membangun Mercusuar di Pegunungan Dianggap Belum Perlu

Namun, Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti mengatakan, pembangunan mercusuar belum dibutuhkan saat ini.

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
zoom-in Membangun Mercusuar di Pegunungan Dianggap Belum Perlu
RIA Novosti/Iliya Pitalev
Sukhoi Superjet-100 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tragedi jatuhnya pesawat Sukhoi Super Jet 100, membuat banyak pihak menyarankan dibangunnya mercusuar di wilayah pegunungan.

Namun, Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti mengatakan, pembangunan mercusuar belum dibutuhkan saat ini.

Sebab, Herry masih percaya dengan kemampuan para pilot Indonesia, untuk menghapal area pegunungan yang telah mereka lalui.

"Pilot, saya rasa sudah tahu kesulitan medan setiap daerah. Mereka sudah cukup hapal," ujar Herry, saat jumpa pers Seminar Regional Runway Safety, di Denpasar, Bali, Selasa (22/5/2012).

Dalam prosedur penerbangan, lanjutnya, semua pilot sudah punya rencana yang disebut flight plan. Dengan flight plan, Herry percaya akurasi rencana yang disusun bisa dipertanggungjawabkan.

"Kan, sebelum terbang semua pilot sudah ada flight plan yang dibuat masing-masing penerbangan," tutur Herry.

Selain kepercayaan kepada pilot, menurut Herry, radar yang terpasang di setiap pesawat juga sudah cukup membantu melihat area di sekitar.

Berita Rekomendasi

Selain itu, juga ada peraturan yang mengatakan bahwa jika jarak pandang hanya 5.000 meter, maka tak diperbolehkan melanjutkan penerbangan.

"Radar juga sudah terlihat kalau ada gunung atau tidak. Kalau jarak pandang di bawah 5.000 tertutup kabut, pilot tidak boleh meneruskan penerbangan," terang Herry. (*)

BACA JUGA

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas