Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ba'asyir Mengaku Tidak Mengenal Farhan Cs

Amir Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) Abu Bakar Ba'asyir mengaku kepada Son Hadi pada saat membesuk di tahanan Bareskrim Polri kalau

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Ba'asyir Mengaku Tidak Mengenal Farhan Cs
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Keluarga dan kerabat membawa peti jenazah terduga teroris, Muchsin Sanny Permadi, saat tiba di tempat pemakaman umum (TPU) Pondok Rangon Jakarta Timur, Jumat (7/9/2012). Farhan Mujahid dan Muchsin Sanny Permadi tewas ditembak tim Densus 88 di Solo yang diduga menjadi pelaku penembakan pos Polisi. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Amir Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) Abu Bakar Ba'asyir mengaku kepada Son Hadi pada saat membesuk di tahanan Bareskrim Polri kalau dirinya tidak mengenal Farhan Cs.

"Ustad Abu Bakar Ba'asyir kemarin dalam membesuk menyampaikan bahwa beliau tidak mengenal seluruh alumni Ngruki dan segala perbuatan alumni itu tidak bisa di hubungkan dengan pondok pesantren, seperti bagaimana kita tidak bisa mengaitkan seorang koruptor dengan universitas dia kuliah," kata Direktur Media Center JAT Son Hadi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (8/9/2012).

Menurut Son Hadi, Ba'asyir tidak mengenal semua lulusan Ngruki yang terlibat aksi teror. Ia merasa herankan, kenapa setiap ada tersangka yang tewas akibat peluru petugas, selau dikatakan itu anggota JAT.

"Ini seolah ada pesan terselubung bahwasanya bila masuk JAT dilabel orang yang bisa dibunuh begitu saja, kalau ini terjadi, berarti pemerintah sudah melakukan kekerasan kepada rakyatnya, jadi jangan kau ada yang salah dimata hukum, adili, jangan fitnah pada kelompok tertentu," ungkap Son Hadi

Mengingat bahwa kelompok Farhan Cs orang-orangnya masih muda dan termasuk dalam kelompok baru, menurut Son Hadi mau baru atau pun lama yang tahu Densus 88 dan BNPT.

"BNPT punya datanya, harusnya bisa dicegah dari awal," ungkapnya.

Menurutnya tuduhan teror di Solo dan sejumlah tempat lainnya terhadap JAT, menurut Son Hadi hal tersebut merupakan politik pembangunan stigma terhadap kelompok-kelompok tertentu saja yang dilakukan Densus 88 Anti Teror Polri.

"Padahal itu secar hukum tidak ada kaitannya, kalau ada kaitannya harus dibuktikan di pengadilan, bila tidak dilakukan ini akan menjadi fitnah bagi kelompok-kelompok tertentu," ungkapnya.

Klik:


Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas