Polri Tegur Kompol Hendi Bicara Tentang KPK
Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo menegaskan bahwa apa yang dikatakan Kompol Hendi F Kurniawan bukanlah atas nama institusi Polri.
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo menegaskan bahwa apa yang dikatakan Kompol Hendi F Kurniawan bukanlah atas nama institusi Polri.
Memang saat mewawancarai Kompol Hendi, wartawan yang melobi langsung yang bersangkutan sehingga Kompol Hendi mau berbicara apa yang menjadi alasannya mundur dari Komisi Pemberantasan Korupsi.
Kompol Hendi berbicara bukan atas desakan atau suruhan dari siapa pun, tetapi itu memang dari dirinya sendiri.
Menyikapi hal tersebut, Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo mengungkapkan bahwa apa yang dikatakan penyidik Polri yang pernah bertugas di KPK bukan atas nama institusi Polri.
"Penyidik ini baru dilepas KPK, jadi belum ditempatkan di Baresrkrim, yang bersangkutan mash ditempatkan di SDM," ujar Kapolri.
Timur pun membantah, bahwa angkat bicaranya Kompol Hendi di media tidak ada persetujuan atau bahkan difasilitasi Divisi Humas Polri.
"Siapa yang memfasilitasi, nah saya mohon, untuk media, untuk hal seperti itu kepada pemimpinannya lah," ucap Timur.
Terang Timur bicaranya mantan penyidik KPK diluar SOP dan pihak kepolisian pun sudah menegur yang bersangkutan.
"Karena tidak sesuai (SOP) bagaimana menyampaikan sesuatu atas nama instintusi. Tolong dipahami yang bersangkutan ini masih baru di jajaran Polri lagi, dia ada di SDM. Sekali lagi itu bukan atas nama institusi. Yan bersangkutan sudah ditegor sesuai ketentuan hukum disiplin," ungkapnya.
Memang, Kompol Hendi dalam pembicaraannya dengan media mengatakan bahwa apa yang dikatakannya dalam rangka membangun KPK.
"Saya menyatakan ini, biar kemudian tidak saya disudutkan. Saya berlaku ini sebagai saya mantan penyidik KPK. Saya bertanggungjawab besar untuk menyelamatkan KPK dari tindakan mapupun citra dan efek KPK ke depan," ungkap Kompol Hendi kemarin.
Ia berbicara kepada media, bukan berati benci kepada KPK secara lembaga tetapi lebih bersifat personal. "Yang saya benci bukan KPK-nya lho ya, tapi pimpinannya. Jadi KPK harus diselamatkan," ungkapnya.
Klik: