TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) seolah mencari aman dalam mengungkapkan nama Muhammad Rasyid Amrullah Rajasa. Mereka bahkan menyebut nama Rasyid dengan inisial.

Dokter Abdul Haris Tri Prasetyo, awalnya hanya mengungkapkan bahwa ia menangani pasien seorang laki-laki berumur 21 tahun.

Pasiennya datang ke RSPP pada 1 Januari 2013, sekitar pukul 18.00-19.00 WIB, dengan keluhan nyeri di perut, mual, muntah, sakit kepala, dan kondisi badan lemah.

"Setelah kami evaluasi, ternyata kami dapatkan suatu gangguan saluran pecernaan bagian atas, dengan kelemahan tubuh secara umum disertai suatu gangguan mental atau psikis," ujar Haris di RSPP, Jakarta Selatan, Kamis (3/1/2013).

Ia menuturkan, pasiennya bukan mengalami gangguan mental, melainkan gangguan psikis, terkait dengan sebuah trauma psikis dari peristiwa yang baru dialami pasien.

"Sehingga saya, dokter utama pemegang pasien ini. Saya rawat bersama dokter Endah yang akan menangani masalah psikisnya lebih jauh," jelasnya.

Saat ditanya nama pasiennya siapa, dokter Haris tidak mengatakannya secara lengkap, bahkan awalnya hanya menyebut inisial saja.

"Namanya R," ucapnya.

Kepala Administrasi Medis RSPP Indra Maulana, juga tak mau menyebut nama Rasyid, saat memberikan penjelasan kepada media dalam jumpa pers.

"Kita sebut saja RA . Saat ini pasien masih menjalani perawatan, kondisinya masih dalam tahap evaluasi. Kami lihat perkembangan hari ke hari. Kondisi fisik masih stabil, tinggal kondisi psikisnya yang masih dalam tahap evaluasi dokter Endah," ungkapnya.

Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, kecelakaan maut terjadi di Jalan Tol Jagorawi KM 3+350, Selasa (1/1/2013) sekitar pukul 05.45 WIB.

Mobil BMW B 272 HR dengan kecepatan di atas 100 kilometer per jam menyeruduk mobil Daihatsu Luxio F 1622 CY. Akibatnya, dua penumpang Luxio bernama Harun dan Raihan meninggal dunia, sementara lainnya luka-luka.

Kini, anak Hatta Rajasa, Muhammad Rasyid Amrullah Rajasa, ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut. (*)