Sutan Tertawakan Niat Loyalis Anas Bikin KLB Tandingan
Mantan Ketua DPC Partai Demokrat Cilacap, Tri Dianto, berencana membuat Kongres Luar Biasa (KLB) tandingan.
Penulis: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua DPC Partai Demokrat Cilacap, Tri Dianto, berencana membuat Kongres Luar Biasa (KLB) tandingan.
Sebab, menurutnya, KLB yang baru saja mendudukkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai ketua umum, jauh dari demokratis. Ketua DPP Partai Demokrat Sutan Bhatoegana, menertawai niat Tri.
"Mimpi kali. Yang bersangkutan (Tri Dianto) sudah dipecat dari Partai Demokrat," sindir Sutan saat dimintai pendapat oleh Tribunnews.com, Senin (1/4/2013).
Ketua Komisi VII DPR juga enggan berpanjang lebar menanggapi pernyataan Tri.
"Untuk Saudara Tri, saya kurang berminat bekomentar. Karena, yang bersangkutan sudah di luar sistem," ujarnya.
Sutan menuturkan, bagaimana orang luar bisa membikin KLB Partai Demokrat?
"Kan sama saja itu dengan apa yang dibilang orang Medan, syur sendiri barang tuh," katanya.
Sementara, Ketua Fraksi Demokrat di DPR Nurhayati Ali Assegaf, juga tak mau menanggapi niat Tri.
"Tidak perlu dikomentarin," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, Tri Dianto berencana membuat KLB Partai Demokrat tandingan. Sebab, menurutnya, KLB di Bali tidak demokratis.
"Saya akan mengkaji apakah KLB kemarin cacat atau tidak," kata Tri saat dihubungi, Senin.
Menurut Tri, KLB tidak demokratis, karena dia sebagai salah satu calon ketua umum, tidak boleh masuk ke arena kongres.
"Mas Marzuki Alie dan Kang Saan juga ditekan-tekan untuk tidak maju," ujar loyalis Anas Urbaningrum, mantan Ketua Umum Partai Demokrat.
Pengusaha jamu asal Cilacap menuturkan, proses aklamasi yang memilih SBY sebagai ketua umum juga dipaksakan. Menurutnya, aklamasi memang bagian demokrasi.
"Tapi tidak seperti itu. Pendukung saya banyak. Saya kecewa saya tidak bisa masuk ke arena. Kalau akan ada voting, kalau kalah, toh saya hormati, dan saya akan beri selamat kepada SBY," tutur Tri. (*)