Polri Masih Selidiki Dugaan Pelanggaran Pengadaan Naskah UN
Bareskrim Polri terus menelusuri dugaan pelanggaran hukum pengadaan naskah Ujian Nasional.
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Gusti Sawabi
Laporan wartawan tribunnews.com : Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Tim penyidik Bareskrim Polri terus berkoordinasi dengan inspektorat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk menelusuri dugaan pelanggaran hukum dalam pengadaan naskah Ujian Nasional (UN).
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar menjelaskan bahwa terkait dugaan penyimpangan hukum dalam keterlambatan naskah UN, kepolisian terus menjalin kerjasama dengan pihak Kemendikbud.
"Kementrian kan punya inspektorat untuk melihat aktivitas pengawasan, apakah dalam pengadaan barang dan jasa, karena dalam hal ini ada pihak ketiga. Kita akan berkoordinasi lebih jauh dengan inspektorat, untuk pelanggaran hukumnya akan dilakukan kajian lebih lanjut lagi," ungkap Boy di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (23/4/2013).
Tegas jendral polisi bintang satu ini, bahwa sampai saat ini kepolisian masih dalam tahap penyelidikan sehingga hasilnya belum bisa diketahui.
"Sampai hari ini belum bisa disampaikan, saat ini lebih pada langkah penyelidikan dan dikerjasamakan khususnya dari inspektorat," ujarnya.
Dari enam perusahaan percetakan yang memenangkan tender pencetakan naskah Ujian Nasional (UN), PT Ghalia Indonesia Printing merupakan pihak pemenang tender terbanyak dengan harga penawaran Rp 22.489.952.830.
Dalam tender pencetakan naskah UN SMA, PT Ghalia menangani 11 provinsi. Akibat wanprestasi sebelas provinsi tersebut terpaksa diundur pelaksanaan UN-nya.
Informasi yang dihimpun dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pencetakan naskah UN terdiri dari enam paket. Paket I dikerjakan PT Balebat Dedikasi Prima yang mencetak untuk Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, dan Banten dengan oplah total 91 280 560 halaman naskah soal UN untuk lima mata pelajaran dengan nilai penawaran Rp 12 951 707 377.
Kemudian Paket kedua dikerjakan PT Pura Barutama yang mencetak naskah soal UN untuk Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jambi, dan Bengkulu dengan oplah total 96 889 120 halaman untuk lima mata pelajaran dengan nilai penawaran Rp 14 562 448 000.
Paket ke 3 dikerjakan PT Ghalia Indonesia Printing yang mengerjakan untuk pencetakan naskah soal untuk Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Gorontalo, dan Sulawesi Barat dengan oplah total 106 575 200 untuk lima pelajaran dengan nilai penawaran Rp 22 489 952 830.
Paket ke 4 dikerjakan PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk yang mengerjakan pencetakan naskah soal untuk Jawa Timur, Maluku, Papua, Maluku Utara, dan Papua Barat dengan oplah total 102 258 720 halaman untuk lima mata pelajaran dengan nilai penawaran Rp 13 726 112 268.
Paket ke 5 dikerjakan PT Karsa Wira Utama yang mengerjakan pencetakan naskah soal UN untuk Jawa Barat, Bangka Belitung, dan Kepulauan Riau dengan oplah total 103 943 600 halaman untuk lima pelajaran dengan harga penawaran Rp 16 370 616 240.
Kemudian paket ke 6 dikerjajakan PT temprina Media Grafika yang mengerjakan pencetakan naskah UN untuk DKI Jakarta, Aceh, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah dengan oplah total 90 077 760 halaman untuk lima mata pelajaran dengan harga penawaran Rp 14 784 516 032.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.