Ironis Penggede Partai Praktikkan Politik Dinasti
Cerminan politik dinasti masih subur terlihat dalam susunan daftar bakal calon legislatif DPR RI. Tak sedikit dari
Penulis: Y Gustaman
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Cerminan politik dinasti masih subur terlihat dalam susunan daftar bakal calon legislatif DPR RI. Tak sedikit dari mereka yang menjadi bacaleg di satu atau berbeda daerah pemilihan dipenuhi anggota keluarganya.
Politisi Golkar Hajriyanto Y Thohari menilai politik dinasti adalah istilah halus dari nepotisme politik. Sejak era reformasi, nepotisme itu disandingkan dengan kolusi dan korupsi. Sayangnya politik dinasti justru disuburkan partai politik.
"Sungguh sangat ironis justru para pemimpin dan penggede parpol sendiri yang mempraktikkan kebiasaan buruk dan destruktif bagi meritokratisme ini," ujar Hajriyanto kepada wartawan di Jakarta, Kamis (25/4/2013).
Hajriyanto menerangkan, politik dinasti ini berakar pada feodalisme. Saat ini feodalisme mengambil bentuk baru dan terjadi dalam pemerintahan bernegara dan dalam bermasyarakat, dan sulit sekali dihancurkan.
Diakui Hajriyanto, ketika politik dinasti atau politik nepotisme masih subur, akan menghalangi munculnya pemimpin-pemimpin yang otentik yang muncul dari seleksi alamiah. "Politik dinasti yang nepotis membuat seleksi kepemimpinan yang alamiah tersumbat," tukasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.