Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Unjuk Kekuatan Antarcaleg Berpotensi Suburkan Kampanye Terselubung

Pertarungan antarcalon legislatif dalam Pemilu 2014 bakal berjalan sengit dalam sistem proporsional terbuka.

Penulis: Y Gustaman
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Unjuk Kekuatan Antarcaleg Berpotensi Suburkan Kampanye Terselubung
Ilustrasi caleg 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertarungan antarcalon legislatif dalam Pemilu 2014 bakal berjalan sengit dalam sistem proporsional terbuka. Ini akan terjadi bukan saja antarcaleg beda partai, tapi juga antarcaleg satu partai di daerah pemilihan yang sama.

Peneliti senior Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mengatakan, sistem ini membuka caleg berjuang mati-matian untuk meraih simpati di dapilnya. Bukan tidak mungkin, untuk menjegal lawan kampanye terselubung akan dilakukan.

Menurutnya, ada dua kampanye yang dilakukan untuk menjatuhkan lawan yakni lewat kampanye negatif dan kampanye hitam. Kampanye negatif ini kemungkinan besar akan dipakai menjatuhkan caleg yang memiliki masalah.

"Negative campaign (kampanye negatif) sah dalam negara demokrasi. Sejauh itu menginformasikan kepada khalayak tentang treck record seseorang disertai bukti dan data," ungkap Karyono saat dihubungi di Jakarta, Senin (6/5/2013).

Namun, kampanye negatif ini belum tentu mampu menggulingkan caleg lain karena tetap harus melihat bagaimana efeknya memengaruhi pemilih. Ketika masyarakat menerima dan mengafirmasi kampanye negatif terhadap caleg bermasalah berhasil.

Berbeda dengan kampanye gelap. Jelas hal ini tidak bisa dibenarkan. Namun, bukan tidak mungkin peperangan antarcaleg akan diikuti kampanye negatif dan kampanye hitam untuk menjatuhkan caleg lainnya.

"Potensi kampanye hitam akan semakin meningkat dengan keterbukaan informasi, kebebasan berpendapat. Harus digarisbawahi kampanye negatif dan hitam beda. Kampanye hitam menyampaikan informasi tanpa didukung data," ujarnya.

Berita Rekomendasi

"Dengan sistem proporsional terbuka, mau tidak mau ini akan memaksa sesama kader bertarung dan terjebak dalam pertarungan tidak sehat. Sistem membuat kondisi demikian, sehingga antar caleg "saling bunuh," katanya.

Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas