Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Politisi PKS Nilai Ucapan Dipo Alam Lecehkan Franz Magnis Suseno

Politisi PKS Indra menilai ucapan Sekretaris Kabinet Dipo Alam terhadap Franz Magnis Suseno tidak pantas. Dipo

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Politisi PKS Nilai Ucapan Dipo Alam Lecehkan Franz Magnis Suseno
kompas.com
Sekretaris Kabinet, Dipo Alam 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi PKS Indra menilai ucapan Sekretaris Kabinet Dipo Alam terhadap Franz Magnis Suseno tidak pantas. Dipo menilai pernyataan Franz Magnis memprotes Susilo Bambang Yudhoyono sangat dangkal.

"Pernyataan tidak layak dan tidak patut disampaikan oleh seorang pejabat publik karena tendensius SARA," kata Indra di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (22/5/2013).

Indra mengatakan tanpa melihat latar belakangnya, setiap warga negara berhak mengungkapkan pendapat maupun kritik kepada Presiden. "Seperti ini sangat tendensius. Bisa merugikan SBY," katanya.

Hal itu, kata Indra, menguatkan bahwa penghargaan yang akan diperoleh SBY tidak layak. Pasalnya, penghargaan kepada SBY dinodai oleh sikap anak buahnya.

"Pernyataan Dipo harus ditarik dan dia harus minta maaf," katanya.

Ia juga meminta posisi Dipo di pemerintahan dievaluasi karena sering melontarkan ucapan yang kontroversial.

Sebelumnya diberitakan, Sekretaris Kabinet, Dipo Alam bersuara atas protes tokoh lintas agama Romo Franz Magnis Suseno atas rencana pemberian penghargaan negarawan dunia 2013 atau World Statesman Award kepada Presiden SBY oleh Appeal of Conscience Foundation (ACF).

BERITA REKOMENDASI

Dipo tegaskan, bahwa penghargaan yang akan diberikan AFC, bukan diminta pihak pemerintah Indonesia maupun Presiden agar diberikan kepada Presiden SBY.

"Itu kan bukan kita yang minta. Yang jelas selama ini Presiden tidak pernah minta. Kita tidak ada minta-minta supaya ada penghargaan itu. Itu kan recogniztion mereka," tegas Dipo di Istana Negara, Jakarta, Selasa (21/5/2013).

Lebih lanjut Dipo katakan, jangan masalah Ahmadiyah, Syiah dan gereja Yasmin dan sebagainya dibawa-bawa untuk mewakili 250 juta penduduk negeri ini. Pun demikian, jangan hanya melihat yang ada di Televisi, misalnya tindakan bakar-bakaran. Meskipun hal itu tidak dipungkiri terjadi. Namun, tegas dia, penduduk Indonesia bukan hanya terwakili oleh itu saja.

"Kita Negara besar dan times to times. Jadi kata-kata pak Magniz itu maaf kata ya, dia matanya dangkal, melihat Indonesia seolah-olah yang hanya ada di TV, dengan adanya konflik-konflik begitu," ucapnya.

Diketahui, Rohaniwan Franz Magnis Suseno mengatakan tidak layak penghargaan toleransi diberikan kepada Presiden SBY. Sebab, pemerintah tidak secukupnya berusaha melindungi minoritas.

Sikap pemerintah yang melindungi dan memberikan keadilan dan hak yang sama sebagai warga negara untuk beribadah terhadap minoritas masih jauh dari harapan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas