Wartawan Bingung dengan Pernyataan Thoriq yang Melantur
Thoriq menuturkan dengan singkat, bahwa hukuman yang harus dijalaninya adalah jalan yang sudah diatur Yang Kuasa.
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Banu Adikara
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mohamad Thoriq (36), teroris asal Tambora yang divonis tujuh tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada Senin (10/6/2013) petang, enggan memberikan komentar maupun jawaban dari rentetan pertanyaan awak media.
Ia malah memberikan statemen melantur yang tidak berhubungan dengan vonisnya. Usai ketua majelis hakim memukul palu tanda sidang usai, Thoriq yang mengenakan baju tahanan warna jingga langsung berbalik badan menghadap wartawan. Baru saja wartawan hendak bertanya, Thoriq langsung angkat bicara.
"Kawan-kawan, saya tidak mau menerima pertanyaan, dan saya enggak akan mau jawab pertanyaan," kata Thoriq dengan suara lantang.
Thoriq menuturkan dengan singkat, bahwa hukuman yang harus dijalaninya adalah jalan yang sudah diatur Yang Kuasa.
"Ini sudah takdir saya. Allah sudah menakdirkan saya mengalami ini sejak 5.000 tahun silam. Ini sudah garis tangan saya," tutur Thoriq.
Thoriq justru mengumbar hal-hal lain di luar konteks vonis dirinya.
"Saya mau negara kasih kesetaraan untuk Umat muslim Rohingya. Satu lagi, saya mau pemerintah menghukum mati semua koruptor," ujar Thoriq seraya berjalan menuju pintu keluar, meninggalkan wartawan yang kebingungan dengan pernyataannya. (*)