Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

SBY Lebih Kehilangan Taufiq Kiemas Ketimbang Mega

Pascameninggalnya Taufiq Kiemas, muncul pertanyaan siapa penyambung lidah Istana dalam hal ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Penulis: Y Gustaman
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in SBY Lebih Kehilangan Taufiq Kiemas Ketimbang Mega
AFP/RUSMAN
Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (R) menjabat tangan dengan mantan presiden Megawati Soekarnoputri (L) setelah upacara pemakaman untuk suami Taufik Kiemas Megawati di pemakaman pahlawan di Jakarta pada tanggal 9 Juni 2013. Suami dari mantan Presiden Indonesia Megawati Soekarnoputri meninggal di sebuah rumah sakit di Singapura pada tanggal 8 Juni. (AFP PHOTO/ RUSMAN / PALACE PHOTOGRAPHER) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pascameninggalnya Taufiq Kiemas, muncul pertanyaan siapa penyambung lidah Istana dalam hal ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terhadap sikap politik PDI Perjuangan, khususnya Megawati Soekarnoputri.

Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indria Samego menilai selama ini sosok Hatta Rajasa adalah penyampai pesan Istana untuk Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati, tapi lewat sosok Taufiq, suaminya.

"Itupun Hatta hanya bisa efektif dengan Taufiq karena sedaerah. Paling tidak figur Hatta sebagai ice breaker, pemecah kesunyian. Pihak PDI Perjuangan saya belum melihat penggantinya," ujar Indria di sela diskusi di Hotel Ambhara, Jakarta, Selasa (11/6/2013).

Setelah Ketua MPR RI itu tiada, posisi PDI Perjuangan kini total terpusat di tangan Megawati. Kemungkinan besar tak ada orang PDI Perjuangan yang berani memosisikan atau setipikal dengan Taufiq dalam kancah politik.

Memang di antara kader PDI Perjuangan, Indria melanjutkan, sosok Tjahjo lebih dekat dengan karakter Taufiq. Latarbelakang Tjahjo pernah di partai Golkar membuat pertemanan politiknya lebih luas dan mudah masuk kemana saja.

Dengan meninggalnya Taufiq, menjelang satu tahun terakhir Pemerintahan SBY-Boediono, konstelasi politik menyoal hubungan panas dingin dengan partai berkuasa tidak relevan untuk Megawati, dan bisa jadi sudah di atas angin.

"Ke depan hubungan SBY-Mega akan makin dingin. Kalau dulu kan ada TK yang menjadi penengah. Sekarang Megawati full kontrol dan fokus pada pemenangan dalam pemilu 2014," tambahnya.

Berita Rekomendasi

"Saya kira SBY lebih kehilangan Megawati dalam konteks politik. Dalam konteks personal jelas Megawati kehilangan karena Taufiq suaminya. Kini tidak ada lagi orang yang menjadi jembatan antara Cikeas dan Jagakarsa atau Teuku Umar," terangnya.

Pada dasarnya, SBY sudah berusaha keras membuka diri dengan mencoba melupakan masa lalu. Tapi tidak bagi Mega. Kemarin lumayan tenang karena ada Taufiq. Tapi buat Mega sekali di luar tetap di luar, apalagi tinggal setahun.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas