JK: Soal BBM Pemerintah Terlalu Lama Bicara, Lambat
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla alias JK mengkritik sikap pemerintah dalam mengambil kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com, Jakarta - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla alias JK mengkritik sikap pemerintah dalam mengambil kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. JK menilai pemerintah terlalu lamban bersikap sehingga menimbulkan banyak dampak.
Hal itu dikatakan JK ketika dimintai tanggapan aksi penolakan kenaikan harga BBM di berbagai daerah. Sebagian aksi unjuk rasa berlangsung ricuh.
JK mengatakan, pemerintah seharusnya tidak perlu menunggu pembahasan soal kompensasi di Dewan Perwakilan Rakyat. Dana program bantuan langsung tunai sementara (BLSM), kata JK, bisa diambil dari pengurangan subsidi BBM.
"(Anggaran) kita sudah defisit. Subsidi ini sudah dibayar dengan utang. Jadi Anda pakai utang rakyat. Anda naik mobil, naik motor, itu subsidinya anak Anda nanti yang bayar. Mau enggak Anda?," kata politisi Partai Golkar itu.
Seperti diberitakan, pemerintah berencana menaikkan harga premium menjadi Rp 6.500 per liter dan solar Rp 5.500 per liter. Jika direalisasikan, sebanyak 15,53 juta keluarga miskin akan menerima uang tunai Rp 150.000 per bulan selama lima bulan dan kompensasi dalam bentuk program lainnya.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, harga BBM akan dinaikkan jika program kompensasi siap. Pasalnya, rakyat miskin akan terkena dampak langsung ketika harga barang-barang naik mengikuti kenaikan harga BBM.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.