Tifatul Berpantun Koalisi di Hadapan Forum Pemred
"Kalau ada sawi di ladang boleh kita menanam lagi, kalau ada koalisi diperpanjang, boleh kita bersidang lagi," ujar Tifatul.
Editor: Domu D. Ambarita
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR- Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring berpantun saat berbicara di hadapan 300-an pemimpin redaksi berbagai media massa dalam Pertemuan Puncak Forum Pemred di Nusa Dua, Denpasar, Bali, Kamis (13/6/2013).
"Kalau ada sawi di ladang boleh kita menanam lagi, kalau ada koalisi diperpanjang, boleh kita bersidang lagi," ujar Tifatul Sembiring membacakan pantun sebelum menyampaikan paparan mengenai konvergensi media dalam diskusi di ajang Forum Pemred di BNDCC Denpasar, Kamis.
" Sudah jelas ya," kata Tif yang disambut tawa peserta diskusi.
Sementara ketika bicara media masa depan, Tifatul mengingatkan bahwa usaha media yang tidak antisipatif terhadap perubahan IT itu bagai batu apung yg terombang ambing diterpa ombak.
Dikatakannya, lima tahun terakhir berkembang, gadget bisa buat apa aja, komunikasi, internet, nonton televisi, menyimpan data dll.
Namun semua tetap harus hati-hati, misalnya soal keamanan. Data bisa dirusak hacker atau cracker. Dikatakannya, sudah 39,9 juta serangan mereka ke situs-situs pemerintah baik serangan dari dalam maupun luar negeri.
Pemerintah kini gencar mengembangkan teknologi hingga pelosok yakni dengan hadirnya telepon desa berdering, internet kecamatan, tv digital dan lainnya. (Tribun Manado/Ribut Raharja) Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring berpantun saat berbicara di hadapan 300-an pemimpin redaksi berbagai media massa dalam Pertemuan Puncak Forum Pemred di Nusa Dua, Denpasar, Bali, Kamis (13/6/2013).
"Kalau ada sawi di ladang boleh kita menanam lagi, kalau ada koalisi diperpanjang, boleh kita bersidang lagi," ujar Tifatul Sembiring membacakan pantun sebelum menyampaikan paparan mengenai konvergensi media dalam diskusi di ajang Forum Pemred di BNDCC Denpasar, Kamis.
" Sudah jelas ya," kata Tif yang disambut tawa peserta diskusi.
Sementara ketika bicara media masa depan, Tifatul mengingatkan bahwa usaha media yang tidak antisipatif terhadap perubahan IT itu bagai batu apung yg terombang ambing diterpa ombak.
Dikatakannya, lima tahun terakhir berkembang, gadget bisa buat apa aja, komunikasi, internet, nonton televisi, menyimpan data dll.
Namun semua tetap harus hati-hati, misalnya soal keamanan. Data bisa dirusak hacker atau cracker. Dikatakannya, sudah 39,9 juta serangan mereka ke situs-situs pemerintah baik serangan dari dalam maupun luar negeri.
Pemerintah kini gencar mengembangkan teknologi hingga pelosok yakni dengan hadirnya telepon desa berdering, internet kecamatan, tv digital dan lainnya. (Tribun Manado/Ribut Raharja)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.