Pemerintah Menciptakan Stigma Syiah Tidak Aman
pemerintah yang sebenarnya menghalang-halangi mereka kembali ke desa mereka
Penulis: Eri Komar Sinaga
Laporan Wartawan Tribunnews, Eri Komar Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengungsi Syiah Sampang, Madura, menyatakan pemerintah yang sebenarnya menghalang-halangi mereka kembali ke desa mereka. Mereka menyebutkan bahwa kehadiran mereka diterima masyarat sekitar dengan baik.
"Situasi di kampung mereka sangat baik. Mereka masih saling mengunjungi di GOR Sampang. Tidak terlihat mereka ini ada persoalan. Situasi ini justru berbalik seperti yang dikatakan pemerintah kondisi tidak aman. Mereka cukup aman. Tidak benar warga menolak mereka kembali," ujar Fathul Khoir, koordinator KontraS Surabaya, saat memberikan keterangan pers di Jakarta, Senin (17/6/2013).
Dikatakan Khoir, justru pemerintah yang membuat keadaan seolah-olah ngeri. Elite berkuasa menciptakan seolah-olah ada kebencian di sana.
Berdasarkan prakarsa perjanjian damai yang digagas berbagai lembaga swadaya masyarakat di Sampang, sebenarnya masalah tersebut bukan karena perbedaan Islam Syiah dan Islan Sunni.
Elite-elite berkuasa setempat risau dengan sepak terjang pimpinan Syiah, Ustaz Tajul Muluk, dalam membangun masyarakat Syiah.
"Ini pertarungan dengan berbagai kepentingan. Ustaz Tajul Dekontsruksi sekolah, menyuruh warga percaya kepada sekolah negeri. Kan gratis. Yang terusik para kyai yang punya sekolah Ibtidaiyah, karena mereka yang menikmati dana BOS," terang Khoir.
Kedua, Ustaz Tajul menyarankan agar warga tidak perlu 'nanggep' ke kyai saat perayaan Maulid dan menyarankan ke mesjid saja.
Ketiga, pembagian beras Raskin dan dana bos yang pembagiannya seperti rente. Ustaz Tajul menolaknya.
Keempat, Ustaz Tajul menyarankan dibuat Siskamling saat terjadi maling sapi.
"Ini akar masalahnya. Ini dibungkus menjadi soal agama," ujarnya.
Keterangan tersebut juga diamini seorang pegowes Surabaya-Jakarta, Rosyid. Pengungsi Syiah tersebut mengatakan sebenarnya beberapa dari mereka sudah kembali ke desa mereka.
"Namun aparat kembali menangkap dan menyuruh kami ke GOR. Padahal tidak terjadi apa-apa sebenarnya," terang dia.