Ada Napi yang Minta Dijemput
Napi yang belum diketahui identitasnya itu memutuskan menelepon LP. Ia minta dijemput untuk kembali menjalani masa hukumannya.
Penulis: Albert Joko
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Tiga hari menikmati kebebasan di luar penjara, seorang Napi LP Tanjung Gusta Medan putus asa. Napi yang belum diketahui identitasnya itu memutuskan menelepon LP. Ia minta dijemput untuk kembali menjalani masa hukumannya.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara (Sumut) Budi Sulaksana mengungkapkan, umumnya Napi yang kabur karena ada kesempatan. Namun, tak sedikit di antara mereka yang kemudian menyerahkan diri.
"Bahkan ada juga yang menelepon minta dijemput untuk kembali ke LP, ya kita jemput. Mereka menyerahkan diri secara sukarela. Sampai saat ini ada 20 Napi yang menyerahkan diri," kata Kakanwil Kemenkumham Sumut, Budi Sulaksana di LP Tanjung Gusta Medan, Minggu (14/7).
Dari 20 Napi yang menyerahkan diri terdiri Napi dengan masa hukuman pendek hingga masa hukuman belasan tahun. "Bagi mereka kan yang terpenting ketenangan. Itu salah satu penyebab mereka bersedia menyerahkan diri," jelas Budi.
Jumlah Napi yang tertangkap maupun menyerahkan diri terus bertambah setiap hari. Kerusuhan maut disertai pembakaran fasilitas LP, Kamis (11/7) malam lalu, dipicu krisis listrik dan air di LP. Saat ini listrik dan air kembali pulih, kecuali layanan ATM BNI di komplek LP.
Mempercepat pengembalian Napi yang kabur, Polri menggratiskan ongkos balik ke LP. "Jadi, apabila mungkin kesulitan transportasi kembali ke LP, agar melapor ke Kepolisian terdekat. Sertakan identitas diri, kami siap mengantar kembali ke LP," imbau Karo Penmas Brigjen Boy Rafli Amar.
Polisi terus melakukan pencarian terhadap sisa Napi yang kabur. Tim gabungan Polri dan TNI telah dibentuk untuk mengejar para Napi. Bersamaan upaya pengembalian Napi yang kabur, penyidik Polda Sumut intensif mengusut kerusuhan yang merenggut lima orang, dua sipir dan tiga Napi.
"Ini bagian dari olah tempat kejadian perkara. Nanti akan terlihat, di mana dia ditemukan tewas, juga akan dipelajari dari jenazah korban. Kami telah lakukan autopsi. Kita lihat sebab kematiannya, ini akan jadi alat bukti untuk mengungkap peristwa ini," jelas Boy.
Aparat keamanan juga disiagakan dalam rekonstruksi LP yang sudah mengalami kerusakan dengan kalkulasi kerugian mencapai sekitar Rp 55 miliar. "Pengamanan dilakukan TNI dan Polri. Artinya bangunan yang rusak ini menjadi kerawanan untuk mereka keluar secara ilegal. Ini juga jadi perhatian. Kita akan amankan sampai selesai," katanya.
Jumlah aparat siaga di LP sekitar 300 personel. Mereka berjaga di dalam dan sekitar halaman LP. Di dalam LP dijaga pasukan TNI, termasuk empat tower di LP. Sedangkan penjagaan di halaman LP dilaksanakan aparat Kepolisian. Memasuki hari ketiga pascakerusuhan kemarin pagi, aktivitas LP mulai pulih, termasuk kebaktian di gereja. Warga sekitar ikut masuk ke LP untuk beribadah di gereja dalam LP.
Ada sekitar 20-an warga yang bermukim sekitar LP ikut kebaktian. Mereka datang sekitar pukul 09.00 WIB dan bergabung dengan para Napi, mengikuti peribadatan yang dipimpin Pdt Manullang dari HKBP Sudirman."Memang biasa warga di sini ikut ibadah di gereja LP, kita izinkan," kata Budi.
Warga yang datang itu diberi tanda dengan stempel di lengannya. Saat pulang, tinggal menunjukkan tanda agar mendapat izin meninggalkan LP. Gereja Oukemene di LP, termasuk bangunan yang tak terjamah saat kerusuhan. Yang tak tersisah, umumnya bangunan fasilitas kantor LP.