Tengah Malam, Bos Ekstasi Dipindahkan dari Cipinang ke Nusakambangan
Terpidana mati bandar narkoba Freddy Budiman akhirnya diasingkan dari Lapas Narkotika Cipinang ke Lapas Nusakambangan Cilacap
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terpidana mati bandar narkoba Freddy Budiman akhirnya diasingkan dari Lapas Narkotika Cipinang ke Lapas Nusakambangan Cilacap, Selasa (30/7/2013) dinihari.
"Iya benar, tadi malam pukul 24.05 dengan pengawalan kepolisian dan petugas Lapas," kata Humas Ditjen Pemasyarakatan, Akbar Hadi Prabowo saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (30/7/2013).
Freddy dipindah lantaran kasus seks dan narkoba di Lapas Narkotika Cipinang terungkap. Menurut Akbar, proses pemindahan terpidana mati itu dilakukan dengan pengawalan ketat. Namun, Akbar tak menjelaskan secara detail soal kendaraan yang digunakan Freddy dan rombongan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pengadilan Negeri Jakarta Barat memvonis Freddy dengan hukuman mati. Tak hanya itu, pria pengimpor 1,4 juta ekstasi tersebut juga dicabut 7 hak asasinya. Pemindahannya semakin mendesak setelah kasus seks dan narkoba bersama sejumlah wanita di Lapas Narkotika Cipinang terungkap. Adalah sang mantan pacar, Venny Rosyanne, yang membongkarnya.
Nama Freddy Budiman menjadi kembali mengemuka setelah beredar kasus bilik asmara di Lapas Cipinang, Jakarta Timur. Bahkan, kasus tersebut membuat Kalapas Cipinang Thurman Hutapea dicopot dari jabatannya.
Terungkapnya bilik asmara di dalam lapas berawal dari laporan Vanny Rossyane yang mengaku sebagai pacar Freddy. Menurut pengakuan Vanny, mereka berdua sering bertemu di ruangan yang disediakan tersebut untuk menikmati narkoba dan berhubungan seks. Kasus tersebut kini dalam penyelidikan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Siapa sebenarnya Freddy Budiman? Namanya bukan baru kali ini terkenal. Pria berusia 37 tahun ini boleh dibilang sosok yang nekat. Berkali-kali menghuni penjara dalam kasus narkoba, tetapi tidak pernah membuatnya jera.
Bahkan, ketika menghuni Lapas Cipinang, ia masih bisa mengorganisasi penyelundupan 1.412.475 pil ekstasi dari China dan 400.000 ekstasi dari Belanda. Dia adalah otak di balik penyelundupan jutaan pil ekstasi tersebut.
Sebuah paket besar impor ekstasi itu berawal dari datangnya sebuah kontainer di Pelabuhan Jakarta International Container Terminal (JICT) Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada 8 Mei 2012.
Kontainer bernomor TGHU 0683898 itu diangkut kapal YM Instruction Voyage 93 S, berangkat dari Pelabuhan Lianyungan, Shenzhen, China, tujuan Jakarta untuk Freddy Budiman.