Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Malam Takbir Harus Dijadikan Momentum Perbaikan

imbauan dan pelarangan konvoi takbir keliling efektif, polisi harus mengajak para tokoh masyarakat

zoom-in Malam Takbir Harus Dijadikan Momentum Perbaikan
Tribun Jakarta/JEPRIMA
Rombongan warga menaiki bus untuk melakukan takbir keliling di Jalan Matraman Raya, Jakarta Timur, Sabtu (18/08/2012) malam. Semarak malam takbir menyambut Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1433 Hijriah mulai terasa di jantung Ibukota dengan alunan bedug dari para warga Jakarta yang akan menyambut datangnya Idul Fitri esok hari. 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Budi Sam Law Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polda Metro Jaya, mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan konvoi takbir keliling pada malam Lebaran 2013, karena berpotensi kecelakaan dan jatuhnya korban jiwa. Sosiolog Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Musni Umar, menyambut baik imbauan polisi atas hal ini.

Menurut Musni, agar imbauan dan pelarangan konvoi takbir keliling efektif, polisi harus mengajak para tokoh masyarakat serta ulama dan perangkat pemerintah daerah sampai ke tingkat kelurahan dalam memberikan penyadaran ke masyarakat.

"Malam takbir tanpa konvoi keliling bisa dijadikan momentum perbaikan layanan pemerintah kepada publik," kata Musni Minggu (4/8/2013).

Musni mencontohkan jika imbauan polisi dilakukan bersama ulama dan pemerintah daerah, maka takbir di malam lebaran akan dilakukan di tempat tertentu misalnya di masjid atau mushola atau di wilayah masing-masing, tanpai konvoi keliling.

"Saat itu, dilakukan Lurah, Camat, atau Wali Kota bisa ikut turun langsung dan bertakbir dengan masyarakat. Ini bentuk ajakan langsung pemerintah agar tak ada yang takbir dengan berkonvoi," kata Musni.

Saat para Lurah, Camat atau Masyarakat ada di tengah masyarakat itulah, kata Musni, mereka bisa menanyakan perbaikan dan langkah layanan apa yang harus dilakukan pemerintah ke depan.

BERITA REKOMENDASI

"Dengan begitu ini bisa jadi momentum perbaikan layanan publik. Apalagi ini di lakukan di malam Lebaran yang merupakan malam kemenangan. Semuanya akan tampak ideal, ditambah dengan perenungan dan instropeksi di malam Lebaran," papar Musni.

Namun yang jadi pertanyaan, kata Musni, apakah para perangkat pemerintah daerah mau melakukan hal itu.
"Itu yang mungkin jadi pertanyaan, besarnya" katanya.

Hal lain untuk menghindari konvoi takbir keliling, kata Musni, bisa dilakukan jika polisi dan pemerintah daerah melokalisir tempat takbir massal di tempat tertentu.

"Misalnya ditempatkan hanya di Monas. Jadi tidak boleh ada yang keliling dan bertakbir secara massal selain tempatnya di Monas," paparnya.

Dengan begitu katanya, diharapkan, konvoi takbir keliling tidak ada. Namun risikonya, saat masyarakat berduyun-duyun ke satu tempat itu, misalnya Monas, maka sekitaran wilayah itu akan padat dan macet.


Karenanya Musni berharap para ulama dan tokoh masyarakat juga ikut berperan aktif, memberikan penyadaran dan pencerahan pada masyarakat agar jangan melalukan konvoi takbir keliling ini.

"Sebab memang banyak mudaratnya dibanding kebaikannya," kata Musni.

Menurutnya, apa yang dikatakan tokoh masyarakat dan kaum ulama, sangat efektif untuk diikuti dan di dengar masyarakat.

"Dibanding jika hanya imbauan formal saja dari pemerintah atau polisi," kata Musni.

Tags:
Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas