Istri Maulana: 'Saya Sudah Ikhlas Suami Pergi'
Rasa duka masih menyelimuti Rofiah yang merupakan istri dari Bripka Ahmad Maulana yang merupakan anggota
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Jakarta, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rasa duka masih menyelimuti Rofiah yang merupakan istri dari Bripka Ahmad Maulana yang merupakan anggota Pasukan Buru Sergap (Buser) Polsek Pondok Aren, Tangerang Selatan yang tewas ditembak oleh orang tidak dikenal. Namun, sebagai istri, Rofiah sudah ikhlas dengan kepergian sang suami karena suaminya tewas dalam tugas sebagai anggota Polri.
"Insha Allah saya sudah ikhlas. Saya sudah tahu ini adalah risiko istri seorang polisi, almarhum pun pergi dalam membela negara," kata Rofiah kepada Wartawan di rumah duka, Jalan Musyawarah RT 06/RW 04, Ciputat, Tangerang Selatan, Sabtu (17/8/2013).
Meski sudah mengikhlaskan, wanita berusia 34 tahun itu masih terbata-bata saat menceritakan peristiwa jelang meninggalnya sang suami. Rofiah menuturkan, sebelum sang suami meninggal dirinya masih sempat menerima pesan elektronik dari Bripka Maulana.
Bripka Maulana memang selalu menanyakan keadaan rumah jikalau belum tiba dikediamannya. Bripka Maulana memang tidak pernah menentu untuk pulang kerumah, namun almarhum selalu ingin mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh ketiga anaknya.
"Terakhir saya SMS-an dengan almarhum pada pukul 21.25 WIB. Almarhum menanyakan apakah anak-anaknya sudah makan atau sudah mengerjakan pekerjaan rumah," tuturnya.
Rofiah dan Bripka Maulana telah menjalani bahtera rumah tangga selama kurang lebih 13 tahun. Dari pernikahan tersebut mereka telah dikaruniai tiga orang anak. Mereka adalah Ahmad Aufa Nurfadillah, Ahmad Zaki Fahrudin dan putra bungsunya yang masih berumur 40 hari yang bernama Muhammad Farhan Nur Ammar.
Rofiah menceritakan, almarhum sangat senang dengan kehadiran putra bungsunya. Saat sang anak lahir, almarhum segera memberikan nama untuk bayi yang kini berusia 40 hari itu. Bahkan Minggu (18/8/2013) besok akan dilakukan syukuran untuk kelahiran anaknya itu.
"Selamatan rencanya besok. Tapi dibatalkan. Selamatan untuk salapanan cukur rambut," katanya.
Rofiah pun mengaku selama menjalani rumah tangga tidak pernah cekcok dengan sang suami. Almarhum pun menurutnya saat pulang kerumah tidak pernah membicarakan pekerjaan.
"Kita selama nikah tidak pernah cekcok, kita selalu saling memahami," ucapnya.
Atas kejadian yang menimpa Rofiah, dirinya pun tidak memaksa sang anak untuk menjadi seorang polisi. Dirinya akan membebaskan sang anak untuk memilih profesi dikemudian hari jika mereka sudah dewasa.
"Anak-anaknya terserah mau kerja apa, saya tidak memaksakan. Mau jadi polisi pun saya tidak melarang," pungkasnya.