Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bripka Sukardi Tidak Pakai Jaket Supaya Segar

Bripka Sukardi saat mengawal enam truk yang mengangkut baja elavator part memilih tidak mengenakan jaket

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Bripka Sukardi Tidak Pakai Jaket Supaya Segar
AFP/ROMEO GACAD
Sejumlah petugas kepolisian melakukan identifikasi dan olah tempat kejadian perkara di dekat jenazah Provos Mabes Polri, Bripka Sukardi yang ditembak oleh orang tidak dikenal di depan Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2013) malam. Belum diketahui motif dari penembakan itu. AFP PHOTO / ROMEO GACAD 

Laporan wartawan tribunnews.com : Adi Suhendi

TRIBUNNEWS.COM -- Entah apa yang ada dibenak Bripka Sukardi saat mengawal enam truk yang mengangkut baja elavator part memilih tidak mengenakan jaket sehingga seragam polisinya terlihat jelas. Padahal ia melakukan pengawalan pada malam hari.

Yono seorang sopir truk yang ikut dalam rombongan   dari Tanjung Priok ke Rasuna Said Tower sempat mendapatkan cerita dari temannya sesama sopir truk yang juga ikut diperiksa polisi saat ini.

Bripka Sukardi sebelum melakukan pengawalan sempat menunggu enam truk di daerah Plumpang, Jakarta Utara, Selasa (10/9/2013) malam. Ia sempat ngobrol dengan sopir truk yang terlebih dahulu datang sambil menunggu rombongan truk lainnya datang.

"Kata teman saya, dia sempat tanya kenapa tidak pakai jaket?" kata Yono saat ditemui Tribunnews.com, Rabu (11/9/2013) dini hari di depan Rasuna Tower.

Pertanyaan tersebut dijawab Bripka Sukardi enteng. "Biar seger," kata Yono menirukan jawaban Sukardi.

Anggota Kepolisian Perairan dan Udara Baharkam Polri tersebut pun membawa tongkat lampu untuk mengamankan iring-iringan truk sampai tujuan atau memberikan tanda hati-hati kepada pengendara lain selama dalam perjalanan.

Berita Rekomendasi

Sesekali ia menaruh tongkat berlampu orange yang biasa digunakan Polisi Lalu Lintas di motornya bagian depan, kemudian memegangnya bila diperlukan.

Yono mengaku tidak sempat berbicara langsung dengannya karena kebetulan dirinya datang paling akhir dan rombongan berangkat sekitar pukul 21.30 WIB dari Plumpang. Tidak ada hambatan selama perjalanan sehingga waktu perjalan cepat hanya sekitar satu jam sudah sampai di Jalan Rasuna Said.

"Saya juga tidak paham kenapa dia pakai motor, padahal biasanya kalau pengawalan ikut di dalam truk," ucapnya.

Peristiwa penembakan baru dialami Yono pertama kali selama berpuluh-puluh tahun menjadi sopir truk. Saat kejadian ia tidak curiga apa pun saat dua truk di depannya berhenti. Ia pun menginjak remnya.

"Kendaraan saya masih belum berhenti, tiba-tiba terdengar dor... dor... dor...," katanya.

Ia tidak melihat pasti kejadiannya seperti apa, sesaat setelah bunyi tembakan orang-orang langsung berkerumun kemudian sopir truk pun baru turun. Sopir yang paling depan bersama kernetnya Haryono dan Rohim merunduk di dalam truk saat kejadian.

Yono pun turun setelah orang berdatangan dan melihat Bripka Sukardi dalam keadaan sakartul maut. Ia masih melihat sang polisi yang tergeletak dan tertindih motor menghembuskan nafas terakhir. Tubuh Yono pun gemetar melihat kejadian tersebut di depan matanya.

"Saya melihat rembesan darah dari perutnya, itu saja," katanya.

Ia pun menuturkan cerita dari temannya bila Bripka Sukardi dihadang sepeda motor dari arah kanan sehingga membuat rombongan terhenti. Tanpa basa-basi seorang pelaku menembak sang polisi sebanyak dua kali kemudian turun dari motor dan mengambil senjatanya.

"Kalau posisinya seperti itu, meskipun ia bawa senjata tetapi pasti kalah cepat," ucapnya.

Tags:
Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas