Mendikbud Sesalkan Hilangnya Artefak Bersejarah
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh menyatakan penyesalannya atas hilangnya empat artefak emas
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Gusti Sawabi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh menyatakan penyesalannya atas hilangnya empat artefak emas peninggalan kerajaan Mataram Kuno dan Majapahit yang disimpan di Museum Nasional atau dikenal dengan Museum Gajah di Jakarta Pusat.
"Saya menerima berita adanya kehilangan aset yang sangat berharga kemarin. Kita bahas hari ini saya ingin tahu duduk perkara seperti apa. Tentu saya sangat sedih dan menyesalkan betul karena ini bukan hanya aset fisik. Tapi ini tidak bisa digantikan nilai kesejarahaannya," kata M. Nuh, saat meninjau ke lokasi Museum Gajah, Jakarta, Jumat (13/9/2013).
Menurut Nuh, pihaknya sudah menetapkan tiga langkah untuk mencari keberadaan empat artefak yang keberadannya belum ditemukan hingga sekarang.
Pertama menyelamatkan aset yang sdh hilang misalnya dengan menyurati balai lelang, kolektor dan persatuan museum internasional.
Kedua, membuat duplikasi koleksi museum sehingga yang dipamerkan di museum bukan yang asli. Langkah tersebut untuk mengantisipasi kecurian.
"Ketiga meningkatkan sitem sekuriti. Harus kita rombak lebih canggih dan modern. Jadi tiap ujung dan gerakan bisa direcord (direkam). Jadi tiap hari dilaporkan ke pimpinan sehingga kalau ada apa-apa bisa terdeteksi.
Sebelumnya, empat artefak yang disimpan di Museum Nasional dicuri pada Rabu (11/9/2013). Berikut adalah nama-nama artefak tersebut:
1. Lempengan Naga
Diperkirakan telah berusia sejak 10 Masehi. Ditemukan di daerah Jalatunda, Jawa Timur, lempengan emas berbentuk naga ini merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno. Panjangnya 5,6 sentimeter dengan lebar 5 sentimeter.
2. Lempengan Bulan Sabit
Lempengan tersebut diperkirakan telah berusia sejak 10 Masehi. Ditemukan di daerah Jalatunda, Jawa Timur, lempengan ini juga merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno. Berbentuk lempengan bulan sabit dari emas dan di kedua ujungnya ada empat buah ukiran segitiga lancip. Segitiga ini seakan membentuk cakar. Di lempengan ini ada enkripsi jawa kuno yang sudah samar. Panjangnya 8 sentimeter dengan lebar 5,5 sentimeter.
3. Cepuk
Sama dengan Lempengan Naga dan Bulan Sabit, artefak ini diperkirakan berusia sejak 10 Masehi sebagai peninggalan Kerajaan Mataram Kuno. Berbentuk seperti dandang kecil dengan tutupnya, cepuk ini terbuat dari emas dengan teknik pukul, pembengkokan, dan patri. Permukaannya tidak rata tapi kokoh dan tegak. Ada ukiran yang sudah tipis. Dasarnya agak cembung dengan bibir cepuk tajam dan menghadap ke atas. Tutupnya memiliki pegangan seperti stupa dan berongga. Diameternya 6,5 sentimeter dengan tinggi 6,5 sentimeter.
4. Lempengan Harihara
Ditemukan di Belahan, Penanggungan, Jawa Timur. Usianya diperkirakan sejak 10 Masehi. Dengan panjang 10,5 sentimeter dan lebar 5,5 sentimeter, lempengan ini dibuat dari campuran perak dan emas. Ada relief Harihara yang sedang berdiri di atas teratai ganda. Hirahara digambarkan berkucir ke atas dengan hiasan bunga mekar. Tangan kanan diletakan di atas tangan kiri di depan perut. Di belakang kepalanya ada hiasan sinar dewa dengan lidah api dan titik-titik. Lengannya mengenakan gelang motif bunga dan ada anting bulat. Kain yang dikenakannya sebatas lutut dan mengenakan sampur semacam selendang di kanan kiri.