Fauzi Bowo Enggan Tanggapi Penolakan PPI Jerman
Mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo enggan menanggapi penolakan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Jerman.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo enggan menanggapi penolakan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Jerman. Hal itu terkait pencalon Fauzi Bowo sebagai Duta Besar RI di Jerman.
"Saya tidak akan tangapi secara terbuka. Tapi saya tetap akan tanggapi misalnya ada surat dari PPI Jerman soal pendapat-pendapat tersebut," kata pria yang akrab dipanggil Foke itu di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (18/9/2013).
Foke mengatakan dalam alam demokrasi siapapun berhak serta memiliki kebebasan untuk menyatakan pendapat. "Jadi itu sah-sah saja. Yang menilai kapasitas yang diperlukan dalam konteks pengangkatan dubes ini pemerintah dan yang terhormat DPR RI," kata Foke.
Menurut Foke dalam alam demokrasi Jerman dan Indonesia perbedaan pendapat itu merupakan hal yang sah.
"Ada juga kelompok PPI di Jerman yang punya pendapat berbeda," imbuhnya.
Sedangkan Perwakilan PPI Huda Rahman mengaku tidak mempermasalahkan siapa yang akan terpilih sebagai duta besar RI di Jerman. Terpenting meningkatkan kinerja KBRI. Memperhatikan kesejahteraan mahasiswa dan masyarakat Indonesia yang ada di Jerman.
"Meningkatkan kerjasama Indonesia-Jerman transfer knowledge dr Jerman ke Indonesia, dan perhatikan kesejahteraan mahasiswa. Kalau bisa mahasiswa tidak perlu terlalu ikut campur masalah yang seharusnya tidak mereka perhatikan," kata Huda.
Diketahui selain Foke, hari ini Komisi I DPR juga melakukan uji kepatutan dan kelayakan kepada calon lainnya. Proses fit and proper test itu dilakukan secara tertutup. Calon lainnya antara lain Yusron Ihza. Untuk Jepang merangkap Federasi Micronesia di Tokyo, Yuwono A. Putranto, Kerajaan Norwegia di Oslo, Jose Antonio Morato Tavares untuk Slandia baru merangkap Samoa Barat dan Kerajaan Tonga di Wellington.
Kemudian, Pitono Purnomo untuk Kerajaan Kamboja di Phnom Penh, Gary Rachman Makmur Jusuf untuk Republik Kepulauan Fiji di Suva, Nurul Qomar untuk Brunei Darussalam di Bandar Seri Gegawan, Abdurrachman Mohammad Fachir untuk Kerajaan Arab Aaudi di Riyadh, Mulya Wirana untuk Republik Portugal di Lisabon.
Terakhir, Budi bowo Leksono, Amerika Serikat di Washington DC, Suprapto Martosetomo untuk Republik Afrika Selatan merangkap Lesotho dan Kerajaan Swaziland di Pretoria dan
Rahmat pramono untuk PTRI ASEAN di Jakarta.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.