Tiga Sebab Penembakan Aiptu Sukardi
Hingga saat ini kepolisian belum bisa mengungkap pelaku penembakan Aipda Anumerta Sukardi.
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hingga saat ini kepolisian belum bisa mengungkap pelaku penembakan Aipda Anumerta Sukardi.
Erlangga Mardiana, Kriminolog Universitas Indonesia, mengatakan penembakan di depan gedung KPK membawa makna yang berbeda dengan kasus penembakan polisi yang lainnya.
"Ada sesuatu yang harus dieksekusi di depan gedung KPK, saya kira ini bukan hanya persoalan kebetulan saja, tetapi ada persoalan yang lain. Kalau dilihat aspek bagaimana melihat peristiwa hukumnya," kata Erlangga saat ditemui di Galery Cafe, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (26/9/2013).
Kemudian dalam konteks korbannya, Erlangga mengatakan bahwa Sukardi memiliki nilai untuk aspek keamanan.
"Karena dia mengawal kemudian bukan hanya unsur polisi tapi juga dari yang lain kemudian menimbulkan simbolisme yang lain, menginterpretasikan bahwa ini ada gesekan di antara beberapa pihak yang punya kepentingan dalam pengawalan," katanya.
Dari aspek friksi-friksi di antara lembaga-lembaga atau korps yang punya kepentingan dalam konteks komuniti ekonomi yang harus diperhatikan. Dikatakannya, sekarang banyak korban dari anggota kepolisian yang sering kali dipersepsikan akibat adanya gesekan antar korps atau antara kelompok.
"Tapi menurut saya bukan itu, korban anggota polisi ini memang polisi pasti akan bisa jadi korban karena polisi berinteraksi dengan masyarakat jadi bukan hanya lembaga-lembaga lain atau korps-korps lain, tetapi juga dengan kelompok-kelompok lain juga dengan masyarakat," ungkapnya.
Dikatakannya banyaknya anggota Polri yang menjadi korban letak persoalannta bagaimana hubungannya polisi dengan masyarakat sendiri
"Kalau hubungannya terintegrasi, hubungannya dekat, berbaur, akan bisa mengeliminasi dan adanya pembelaan dari masyrakat pada polisi," katanya.