Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

30 Juta Orang di Dunia Masih Jadi Budak

Indonesia sempat dihebohkan dengan perbudakan di sebuah pabrik panci di Tangerang.

zoom-in 30 Juta Orang di Dunia Masih Jadi Budak
KOMPAS/KRISTIANTO PURNOMO
Buruh pabrik kuali yang jadi korban perbudakan, di Mapolres Kota Tangerang, Sabtu (4/5/2013). 

TRIBUNNEWS.COM - Indonesia sempat dihebohkan dengan perbudakan di sebuah pabrik panci di Tangerang.

Ternyata, perbudakan memang masih berlangsung. Bahkan, di seluruh dunia tercatat hampir 30 juta orang hidup dalam kondisi perbudakan.

Demikian catatan dari 162 negara di seluruh dunia. Global Slavery Index 2013 mengatakan, India memiliki jumlah budak terbanyak. Di negara itu ada 14 juta orang yang hidup dalam kondisi perbudakan.

Para peneliti dan pembuat laporan ini berharap, data tersebut menggerakkan pemerintah di seluruh dunia, untuk mengatasi perbudakan modern. Mereka menyebutnya sebagai kejahatan tersembunyi.

Definisi Perbudakan Modern Indeks, dikumpulkan oleh organisasi hak asasi yang berbasis di Australia, Walk Free Foundation (WFF).

Menurut mereka, definisi perbudakan menyangkut penindasan lewat jerat utang, pemaksaan perkawinan, juga penjualan manusia (human trafficking).

"Banyak pemerintah yang tak mau mendengar apa yang kami katakan," kata Ketua Eksekutif WFF Nick Grono kepada AFP.

BERITA REKOMENDASI

"Kami sangat terbuka untuk diajak kerja sama mengatasi hal ini, dan mencari tindakan yang tepat untuk melawan perbudakan modern. Namun, kebanyakan pemerintah tak mau kerja sama," tuturnya.

Menurut WFF, di seluruh dunia terdapat 29,8 juta budak. Sementara, International Labour Organization (ILO) mengestimasi jumlahnya hanya 21 juta.

Perbudakan modern paling banyak terjadi di India, Cina, Nigeria, dan Pakistan. Digabung dengan lima negara lain, jumlah perbudakan mencapai tiga perempat dari jumlah total.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hilary Clinton mengatakan, meski data indeks itu belum sempurna, tetap bisa menjadi dasar untuk bertindak.

"Saya mendesak para pemimpin di seluruh dunia untuk melihat indeks ini sebagai desakan untuk bertindak. Mereka juga harus fokus mengatasi kejahatan yang ada," papar Clintos seperti dikutip AP. (*)

Sumber: Intisari
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas