Agus Gumiwang Kecam Dugaan Amerika dan Australia Sadap Para Tokoh Nasional
Agus Gumiwang Kartasasmita mengecam keras dugaan praktek penyadapan yang dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat dan Australia
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi Partai Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita mengecam keras dugaan praktek penyadapan yang dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat dan Australia terhadap tokoh-tokoh politik nasional benar-benardilakuan.
"Kami merasa bahwa hubungan baik bilateral Indonesia, Australis dan Amerika Serikat harus didasari pada banyak aspek, termasuk mutual trust. Praketek penyadapan itu menunjukkan dengan jelas bahwa Australia dan Amerika Serikat bukanlah sahabat yang sesungguhnya bagi Indonesia," ujar Agus Gumiwang, Kamis (31/10/2013).
Sebelumnya diberitakan, Direktur Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA), membantah telah melakukan penyadapan di Eropa.
Bantahan dilontarkan dalam rapat dengar pendapat dengan Kongres AS, Selasa (29/10/2013). Kepada Dewan Komite Intelijen, Jenderal Keith Alexander mengatakan, pemberitaan sejumlah surat kabar diEropa yang mengutip mantan kontraktor NSA Edward Snowden, adalah benar-benar bohong.
"Itu bukan informasi yang kami kumpulkan terhadap warga Eropa. Ini merupakan informasi yang kami kumpulkan bersama dengan sekutu kami di NATO, untuk memerkuat pertahanan negara kita, dan mendukung operasi militer," ujarnya seperti dikutip dari Upi.com, Rabu (30/10/2013).
Agus Gumiwang yang tak lain Wakil Ketua Komisi I DPR ini menambahkan, kepentingan kedua negara di Indonesia tidak lebih besar daripada kepentingan Indonesia di Amerika Serikat dan Australia. "Namun demikian kita tetap mengedepankan etika di dalam menjalankan hubungan antara dua negara bersahabat," salah satu Ketua DPP Partai Golkar ini menegaskan.
Sebelum rapat dengar pendapat dimulai, Ketua Komite Senat Terpilih, Diane Feinstein, berjanji me-review semua program pengawasan Pemerintah AS, dan berharap pemerintahan Presiden Barack Obamamengakhiri segala program mata-mata terhadap pemimpin negara-negara sekutu.
"Bahwa total review semua program intelijen diperlukan, agar anggota Komite Intelijen Senat sepenuhnya mengetahui apa yang dilakukan komunitas intelijen," tutur Feinstein, yang berasal dari partai yang sama dengan Obama, Partai Demokrat.
"Kecuali Amerika Serikat terlibat dalam permusuhan terhadap suatu negara, atau ada kebutuhan darurat untuk melakukan mata-mata jenis tertentu, saya tidak percaya bahwa Amerika Serikat harus mengumpulkan informasi mengenai panggilan telepon atau email dari presiden yang ramah dengan negara kita," paparnya.